Soal Wacana Duet Jokowi-Prabowo, Pengamat Ingatkan Era Soekarno dan Soeharto
Rabu, 16 Juni 2021 - 11:03 WIB
JAKARTA - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana pasangan Joko Widodo ( Jokowi ) - Prabowo Subianto untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 berbahaya untuk diembuskan dan dikembangkan. Dia pun mengingatkan era presiden sebelumnya, Soekarno dan Soeharto .
"Ini menurut saya wacana ini sangat berbahaya untuk diembuskan dan dikembangkan, karena petaka ini sudah pernah kita alami ketika Soekarno mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup, termasuk Soeharto pada waktu itu beliau sebenarnya sudah enggak mau lagi menjadi calon presiden, tetapi tetap didorong oleh orang di dalam inner cicle terutama para oligarki yang sudah nyaman dengan kekuasaan nempel pada mereka. Akhirnya Soeharto pun tragis," ujar Pangi kepada SINDOnews, Rabu (16/6/2021).
Dia pun memprediksi bahwa jabatan Presiden Jokowi bisa lebih dari tiga periode jika wacana tersebut terjadi di 2024. "Anggaplah kalau nanti berhasil ini wacana 3 periode dipraktikkan, apakah tidak akan berlanjut?" tuturnya.
Maka itu, wacana jabatan presiden tiga periode itu dinilai tidak baik bagi Jokowi. "Ini menurut saya, sama saja membuka kotak pandora dan mempersiapkan ranjau bagi presiden yang terpilih demokratis. Padahal kita ingin dikawal demokrasi supaya enggak bergeser trennya feodal," imbuhnya.
Diketahui, sejauh ini sudah ada organisasi yang menghimpun para pendukung pasangan Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2024 bernama Jokpro 2024. Komunitas Jokpro 2024 itu sejauh ini sudah deklarasi di beberapa daerah, di antaranya di Yogyakarta dan di Lapangan Jatayu Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Sabtu (12/6/2021). Mereka menyatakan dukungan agar Jokowi bisa mendapat kesempatan satu kali lagi memimpin Indonesia bersama Prabowo Subianto.
"Ini menurut saya wacana ini sangat berbahaya untuk diembuskan dan dikembangkan, karena petaka ini sudah pernah kita alami ketika Soekarno mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup, termasuk Soeharto pada waktu itu beliau sebenarnya sudah enggak mau lagi menjadi calon presiden, tetapi tetap didorong oleh orang di dalam inner cicle terutama para oligarki yang sudah nyaman dengan kekuasaan nempel pada mereka. Akhirnya Soeharto pun tragis," ujar Pangi kepada SINDOnews, Rabu (16/6/2021).
Dia pun memprediksi bahwa jabatan Presiden Jokowi bisa lebih dari tiga periode jika wacana tersebut terjadi di 2024. "Anggaplah kalau nanti berhasil ini wacana 3 periode dipraktikkan, apakah tidak akan berlanjut?" tuturnya.
Maka itu, wacana jabatan presiden tiga periode itu dinilai tidak baik bagi Jokowi. "Ini menurut saya, sama saja membuka kotak pandora dan mempersiapkan ranjau bagi presiden yang terpilih demokratis. Padahal kita ingin dikawal demokrasi supaya enggak bergeser trennya feodal," imbuhnya.
Diketahui, sejauh ini sudah ada organisasi yang menghimpun para pendukung pasangan Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2024 bernama Jokpro 2024. Komunitas Jokpro 2024 itu sejauh ini sudah deklarasi di beberapa daerah, di antaranya di Yogyakarta dan di Lapangan Jatayu Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Sabtu (12/6/2021). Mereka menyatakan dukungan agar Jokowi bisa mendapat kesempatan satu kali lagi memimpin Indonesia bersama Prabowo Subianto.
(zik)
tulis komentar anda