Masyarakat Diingatkan Siap-siap Migrasi ke TV Digital
Selasa, 15 Juni 2021 - 13:28 WIB
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika ( Menkominfo ) Johnny G Plate mengungkapkan bahwa Indonesia tengah bersiap melakukan migrasi dari televisi analog ke tv digital atau yang dikenal Analog Switch Off (ASO).
Menurut dia, daalm migrasi tersebut frekuensi analog akan digabungkan dengan spektrum frekuensi radio sebagai landasan penyiaran televisi digital di dalam negeri. Penggabungan dari dua sumber daya alam frekuensi itu disebut sebagai multipleksing (Mux).
Penggunaan ini, lanjutnya, akan membuat industri penyiaran televisi menjadi semakin efisien. Dengan infrastruktur frekuensi yang besarnya terbatas, bisa dioptimalkan untuk menayangkan penyiaran televisi hingga puluhan program pada waktu yang bersamaan.
“Lembaga penyiaran dalam pengoperasian multiplexing dapat menyiarkan hingga 10 program secara bersamaan hal ini akan berimplikasi pada biaya infrastruktur yang lebih efisien. Jadi kita semua mari bersiap menyambut TV digital, perlahan meninggalkan TV analog,” kata Johnny melalui siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (15/6/2021).
Sementara itu, Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano Fenelon Pariela mengatakan, televisi digital bukan siaran televisi yang dapat diakses melalui internet atau yang kini kerap dikenal dengan streaming. Sebagaimana diketahui, untuk mengakses informasi dan hiburan melalui siaran streaming tidak gratis, masyarakat memerlukan pulsa atau paket data. Berbeda dengan menonton siaran televisi digital.
“Walaupun sama-sama menggunakan teknologi digital, siaran televisi digital bukanlah siaran televisi melalui internet atau streaming,” ujar Hardly.
Jadi, bagi masyarakat, kata dia, bersiaplah menyambut era baru televisi digital. Siaran televisi lebih berkualitas yang disajikan oleh berbagai lembaga penyiaran di Tanah Air.
Menurut dia, daalm migrasi tersebut frekuensi analog akan digabungkan dengan spektrum frekuensi radio sebagai landasan penyiaran televisi digital di dalam negeri. Penggabungan dari dua sumber daya alam frekuensi itu disebut sebagai multipleksing (Mux).
Penggunaan ini, lanjutnya, akan membuat industri penyiaran televisi menjadi semakin efisien. Dengan infrastruktur frekuensi yang besarnya terbatas, bisa dioptimalkan untuk menayangkan penyiaran televisi hingga puluhan program pada waktu yang bersamaan.
“Lembaga penyiaran dalam pengoperasian multiplexing dapat menyiarkan hingga 10 program secara bersamaan hal ini akan berimplikasi pada biaya infrastruktur yang lebih efisien. Jadi kita semua mari bersiap menyambut TV digital, perlahan meninggalkan TV analog,” kata Johnny melalui siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (15/6/2021).
Sementara itu, Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano Fenelon Pariela mengatakan, televisi digital bukan siaran televisi yang dapat diakses melalui internet atau yang kini kerap dikenal dengan streaming. Sebagaimana diketahui, untuk mengakses informasi dan hiburan melalui siaran streaming tidak gratis, masyarakat memerlukan pulsa atau paket data. Berbeda dengan menonton siaran televisi digital.
“Walaupun sama-sama menggunakan teknologi digital, siaran televisi digital bukanlah siaran televisi melalui internet atau streaming,” ujar Hardly.
Jadi, bagi masyarakat, kata dia, bersiaplah menyambut era baru televisi digital. Siaran televisi lebih berkualitas yang disajikan oleh berbagai lembaga penyiaran di Tanah Air.
(muh)
tulis komentar anda