Pemerintah dan Ulama Harus Perkuat Sinergi Wujudkan Kemaslahatan Umat

Minggu, 13 Juni 2021 - 11:45 WIB
Pimpinan Pondok Pesantren As-Sunnah Makassar, Ust. Dzulqarnain Muhammad Sanusi. Foto/Istimewa
JAKARTA - Kemaslahatan umat merupakan kepentingan publik yang menjadi basis tujuan dari kebijakan negara. Oleh karena itu negara melalui pemerintah (umara) bertanggung jawab atas segala kebijakan yang dibuatnya.

Semisal pelaksanaan ibadah Haji, pemerintah dinilai harus mempertimbangkan kemaslahatan bersama, bukan sekadar aspek peribadatan semata.

Menurut pimpinan Pondok Pesantren As-Sunnah Makassar, Ustaz Dzulqarnain Muhammad Sanusi, sejatinya ulama dan umara bersinergi dalam memastikan kemaslahatan terhadap umat itu bisa terwujud.

Dia mengutip ucapan Sahal Abdillah Kusturi, seorang kepala negara yang juga seorang ulama di masanya yang pernah berkata "laidzaluna tsubikhair, ma’abdul saltana wal ulama"bahwa manusia akan terus menerus di atas kebaikan sepanjang mereka mengagungkan penguasa dan ulamanya."

”Kalau mereka agungkan penguasanya atau mereka agungkan dua-duanya, maka Allah akan perbaiki dunia dan akhirat mereka. Tapi kalau mereka tidak mengagungkannya, maka mereka sendiri yang merusak dunia dan akhiratnya,” ujar Ustaz Dzulqarnain Muhammad Sanusi di Jakarta, Jumat (11/6/2021).



Dia menyebut, urusan dunia berada di tangan pemerintahnya dan urusan akhiratnya di tangan ulamanya. Jadi memang harus dari seluruh lapisan masyarakat, dari dasar bernegara yang paling pokok adalah mengagungkan kedudukan kedua ini, pemerintah dan ulama.

”Secara umum di sudut pemerintahnya sendiri, bagaimana mereka menjaga dari hal-hal yang menciptakan kemaslahatan di tengah manusia kemudian memberikan suatu fungsi yang tepat sebagai seorang pemerintah,” ucap Pembina Radio Syiar Tauhid Depok tersebut.

Menurut dia, pemerintah harus bisa meletakkan batasan-batasan, kemudian memberikan ketentuan-ketentuan, bahkan memberi sanksi-sanksi jika ada yang melanggar di dalam hal tersebut. Dia juga sangat mendukung kalau ada orang yang mencela pemerintah itu diberikan hukuman.

”Sebab kalau di pembahasan fikih di dalam agama Islam. Itu memang disepakati oleh para ulama bahwa orang yang mencela pemerintah itu bisa diberi hukum ta’zir, hukum yang membuat dia jera, memberi efek jera di dalam hal ini,” katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More