KLHK: Jaga Lingkungan dengan Kurangi dan Manfaatkan Potensi Sampah
Rabu, 09 Juni 2021 - 01:08 WIB
Menurut Rita, pengelolaan sampah di DKI Jakarta untuk nilai ekonomis adalah dengan bank sampah. Bank sampah adalah sarana yang bsia digunakan masyarakat untuk membawa sampah yang sudah dipilah bernilai ekonomi.
"Dari empat jenis sampah, ada dua sampah yang punya nilai ekonomi di mana sampah anorganik bisa dibawa ke bank sampah. Untuk yang mudah terurai bisa diolah menjadi kompos melalui Magot atau resapan biopori," tuturnya.
Saat ini, sampah yang masuk ke TPST Bantargebang sebanyak 7.702 ton per hari dan sampah dari permukiman sebesar 60,5%. Manajer Umum XSProject, Retno Hapsari mengatakan, XSProject memiliki tagline kami ubah sampah dan mengubah kehidupan.
"Sampah plastik kemasan yang tidak dikumpulkan oleh pemulung itu kami ubah menjadi produk fungsional sehingga memperpanjang usia sampah. Menjadi sarana untuk mengedukasi dan mengajak konsumen untuk mengurangi sampah atau menggunakan barang atau produk dari sampah yang kita ciptakan sendiri," ucap Retno.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Pemulung Indoensia, Pris Polly Lengkong mengatakan, sampah yang diambil pemulung di wilayah DKI Jakarta dan dibuang ke TPST Bantargebang ada rezekinya. Antara lain bsia dikelola untuk daur ulang dan pupuk organik.
"Kami juga ada aplikasi Greeny yaitu pengolahan sampah berbasis digital. Saya anggap pemulung ke depan bagian dari pahlawan lingkungan. Jadi perlu ada sumber daya manusia untuk masuk ke era digtal," ujar Pris.
"Dari empat jenis sampah, ada dua sampah yang punya nilai ekonomi di mana sampah anorganik bisa dibawa ke bank sampah. Untuk yang mudah terurai bisa diolah menjadi kompos melalui Magot atau resapan biopori," tuturnya.
Saat ini, sampah yang masuk ke TPST Bantargebang sebanyak 7.702 ton per hari dan sampah dari permukiman sebesar 60,5%. Manajer Umum XSProject, Retno Hapsari mengatakan, XSProject memiliki tagline kami ubah sampah dan mengubah kehidupan.
"Sampah plastik kemasan yang tidak dikumpulkan oleh pemulung itu kami ubah menjadi produk fungsional sehingga memperpanjang usia sampah. Menjadi sarana untuk mengedukasi dan mengajak konsumen untuk mengurangi sampah atau menggunakan barang atau produk dari sampah yang kita ciptakan sendiri," ucap Retno.
Sementara itu Ketua Umum Ikatan Pemulung Indoensia, Pris Polly Lengkong mengatakan, sampah yang diambil pemulung di wilayah DKI Jakarta dan dibuang ke TPST Bantargebang ada rezekinya. Antara lain bsia dikelola untuk daur ulang dan pupuk organik.
"Kami juga ada aplikasi Greeny yaitu pengolahan sampah berbasis digital. Saya anggap pemulung ke depan bagian dari pahlawan lingkungan. Jadi perlu ada sumber daya manusia untuk masuk ke era digtal," ujar Pris.
(maf)
tulis komentar anda