DKI Jakarta dan Jawa Timur Paling Banyak Sumbang Angka Kematian Covid-19

Jum'at, 04 Juni 2021 - 14:47 WIB
DKI Jakarta dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan angka kematian Covid-19 tertinggi di Indonesia. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Per 3 Juni 2021, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 187. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara berdasarkan WHO Covid-19 Dashboard.

Bahkan, dalam satu minggu terakhir, per tanggal 28 Mei 2021 hingga 3 Juni 2021, terjadi peningkatan kasus kematian sebanyak 1.767, belum lagi kasus terkonfirmasi positif yang menunjukkan tren peningkatan, terutama memasuki minggu ketiga setelah libur Idulfitri 1442 H.

Oleh karena itu, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 , dr. Alexander K. Ginting melakukan audit mortaliti atau angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta dan Jawa Timur yang berkontribusi menyumbangkan angka kematian akibat Covid-19 tertinggi.



“Jadi survei ini terhadap angka kematian yang terjadi di sekitar tahun 2020. Kalau kita lihat secara statistik DKI Jakarta dan kemudian Jawa Timur banyak memberikan kontribusi terhadap angka kematian. Termasuk juga di nakesnya, jadi tidak hanya di pasien. Jadi termasuk di Jawa Timur dan di Jakarta,” ungkap Alex secara virtual, Jumat (4/6/2021).



Sementara itu, Alex melaporkan berdasarkan hasil kajian audit mortaliti pada 10 RS rujukan dan 9 RS non-rujukan di DKI Jakarta, serta 14 RS Rujukan dan 7 RS non-rujukan di Jawa Timur, yang dilakukan Bidang Penanganan Kesehatan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dengan periode penentuan sampel pada Mei hingga September 2020, tercatat rata-rata terjadi kematian sebesar 50%.

“Oleh karena itu kita ingin melihat dari dua provinsi ini gambaran apa kira-kira yang perlu kita evaluasi dapat perlu dibenahi, agar kedepan para klinikus bersama seluruh organisasi profesi bisa melakukan pembenahan,” ungkap Alex.

Alex juga mengatakan dengan adanya data ini maka akan ada update untuk para dokter dan perawat dalam menangani pasien Covid-19. “Dan kita lihat juga bahwa mengatasi virus ini, ini juga adalah dokumen yang selalu terus berubah. Kita sebut a living dokumen, karena dia berubah terus, tata kelolanya juga berubah dan virusnya juga berubah, karakternya juga bisa berubah.”

“Oleh karena itu memang kita berharap melalui survei ini dokter-dokter bisa update termasuk juga para perawat baik yang di ruang isolasi maupun ruang ICU,” paparnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More