Komnas KIPI Tegaskan Vaksin AstraZeneca Aman, Semua Berbasis Data

Jum'at, 28 Mei 2021 - 07:38 WIB
Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari melaporkan proporsi KIPI akibat vaksin COVID-19 dari AstraZeneca yang dilaporkan di Indonesia tidak lebih tinggi daripada KIPI pada uji klinik fase 1, fase 2, fase 3 AstraZeneca. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) , Hindra Irawan Satari melaporkan proporsi KIPI akibat vaksin COVID-19 dari AstraZeneca yang dilaporkan di Indonesia tidak lebih tinggi daripada KIPI pada uji klinik fase 1, fase 2, fase 3 AstraZeneca.

Oleh karena itu, Hindra menegaskan bahwa Komnas KIPI masih merekomendasikan vaksin AstraZeneca aman untuk imunisasi nasional. “Jadi, kami masih merekomendasikan bahwa vaksin ini aman dan program imunisasi nasional menggunakan vaksin ini,” tegasnya dalam keterangan yang diterima, Jumat (28/5/2021). Baca juga: BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Bacth CTMAV547 Aman dan Bisa Digunakan Kembali

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) juga telah menerbitkan Laporan Pengujian vaksin COVID-19 AstraZeneca bets CTMAV 547 dengan kesimpulan toksisitas abnormal dan sterilitas vaksin COVID-19 AstraZeneca bets CTMAV 547 memenuhi syarat mutu dan aman digunakan. Setelah sebelumnya sempat dihentikan akibat adanya laporan KIPI.



Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada keterkaitan antara mutu Vaksin COVID-19 Astrazeneca nomor bets CTMAV547 dengan KIPI yang dilaporkan. Untuk itu, Vaksin COVID-19 AstraZeneca nomor bets CTMAV 547 dapat digunakan kembali.

Sementara, Hindra menjelaskan kesimpulan yang telah dibuat oleh Komnas KIPI ini merupakan hasil dari data laporan KIPI di lapangan yang telah dibandingkan dengan data-data yang sudah dilakukan pada saat berlangsungnya uji klinik vaksin AstraZeneca dan juga data dari negara-negara yang melakukan vaksinasi dan melaporkannya dalam jurnal yang terpandang.

“Jadi, semua, kita berbasis data. Datanya juga menunjukkan hasil penelitian uji klinik vaksin AstraZeneca menunjukkan bahwa KIPI pada vaksin AstraZeneca kepada kelompok lansia lebih rendah,” terang Hindra.

Khusus untuk AstraZeneca pemerintah telah menyediakan nomor hotline di kartu vaksinasi yang bisa dihubungi 7 hari/24 jam. “Gejala-gejala yang harus diperhatikan adalah sakit kepala yang hebat, yang tidak membaik dengan obat biasa, kemudian penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, pembengkakan tungkai, itu lebih baik segera melapor untuk diobati atau diberi petunjuk rujukan atau tidak sehingga tidak terjadi kejadian yang fatal,” terang Hindra lebih lanjut.

Hindra juga menambahkan bahwa data di beberapa negara yang telah melaksanakan program vaksinasi kini terjadi angka penurunan kesakitan dan angka kematian akibat COVID-19.

Hindra menyarankan kepada masyarakat untuk berbagi pengalaman vaksinasi untuk meyakinkan sesame masyarakat bahwa vaksin ini aman, “Masyarakat yang belum divaksin, silahkan menghubungi sahabat, keluarga, teman, atau tetangga yang sudah divaksin, baik Sinovac ataupun AstraZeneca. Tanyakan pengalaman mereka, apa yang terjadi setelah divaksinasi sehingga, bisa meyakinkan masyarakat yang belum divaksin, bahwa vaksin itu aman,” tegasnya.

“Jadi, lebih baik divaksinasi daripada tidak divaksinasi. Vaksin yang terbaik adalah dengan vaksin yang tersedia pada waktu kita hendak divaksinasi,” tutup Hindra.

Apalagi, vaksin AstraZeneca merupakan salah satu vaksin yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas vaksin ini terbukti menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 di negara dengan cakupan vaksinasinya tinggi seperti di Eropa dan Amerika.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More