6.000 Orang Lebih Meninggal, BMKG Kenang Gempa Yogya dan Jateng
Kamis, 27 Mei 2021 - 07:11 WIB
JAKARTA - Kamis 27 Mei 2021, tepat 15 tahun gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan wilayah Jawa Tengah (Jateng). Gempa ini berkekuatan magnitudo (M) 6,4 mengakibatkan lebih dari 6.000 orang meninggal dunia.
Baca Juga: gempa
Daryono mengatakan, episenter gempa tersebut berada di perbukitan struktural berjarak ± 15 km di timur Kali Opak. Diketahui, gempa pada tahun 2006 ini bukan menjadi gempa pertama yang terjadi di Yogyakarta dan merusak.
Baca juga: BMKG Catat Terjadi 807 Gempa Bumi di Indonesia Selama April 2021
Ternyata, sudah puluhan kali terjadi gempa dengan skala yang beragam selama kurun 200 tahun di Jawa. Salah satunya gempa besar yang terjadi pada tahun 1867 di sepanjang Sesar Opak yang menyebabkan efek goncangan mencapai VIII MMI.
Selain itu, Daryono mengatakan hingga kini episenter gempa yang terjadi di Yogyakarta ini masih menyimpan tanda tanya. Mengingat, katanya, zona kerusakan justru tidak terletak di zona kerusakan.
Pasalnya, kondisi permukaan tanah Yogyakarta ternyata memengaruhi dampak kerusakan akibat gempa tersebut. Apalagi, wilayah Yogyakarta ini berada dalam sebuah cekungan yang dibatasi oleh Pegunungan Kulon Progo di sisi barat dan Pegunungan Selatan di sisi timur yang disebut sebagai Cekungan Yogyakarta.
"Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 Mw6,4 menyimpan tanda tanya terkait lokasi episenter dan sebaran kerusakan yang membentuk jalur mengingat lokasi episenter tidak terletak di zona kerusakan. Ini bukti tanah lunak merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat kerusakan (local site effect)," papar Daryono.
Baca Juga: gempa
Daryono mengatakan, episenter gempa tersebut berada di perbukitan struktural berjarak ± 15 km di timur Kali Opak. Diketahui, gempa pada tahun 2006 ini bukan menjadi gempa pertama yang terjadi di Yogyakarta dan merusak.
Baca juga: BMKG Catat Terjadi 807 Gempa Bumi di Indonesia Selama April 2021
Ternyata, sudah puluhan kali terjadi gempa dengan skala yang beragam selama kurun 200 tahun di Jawa. Salah satunya gempa besar yang terjadi pada tahun 1867 di sepanjang Sesar Opak yang menyebabkan efek goncangan mencapai VIII MMI.
Selain itu, Daryono mengatakan hingga kini episenter gempa yang terjadi di Yogyakarta ini masih menyimpan tanda tanya. Mengingat, katanya, zona kerusakan justru tidak terletak di zona kerusakan.
Pasalnya, kondisi permukaan tanah Yogyakarta ternyata memengaruhi dampak kerusakan akibat gempa tersebut. Apalagi, wilayah Yogyakarta ini berada dalam sebuah cekungan yang dibatasi oleh Pegunungan Kulon Progo di sisi barat dan Pegunungan Selatan di sisi timur yang disebut sebagai Cekungan Yogyakarta.
"Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 Mw6,4 menyimpan tanda tanya terkait lokasi episenter dan sebaran kerusakan yang membentuk jalur mengingat lokasi episenter tidak terletak di zona kerusakan. Ini bukti tanah lunak merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat kerusakan (local site effect)," papar Daryono.
(maf)
tulis komentar anda