Menegangkan, Jenderal TNI Ini Jadi Perisai Hidup Demi Lindungi Nyawa Presiden RI dari Sniper

Selasa, 25 Mei 2021 - 06:07 WIB
Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengenakan pakaian mirip Presiden RI ke 2 Jenderal TNI (Purn) H.M Soeharto saat kunjungan ke Sarajevo, Ibu Kota Bosnia Herzegovina. Foto/Ist
JAKARTA - Keberanian dan loyalitas Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) dalam menjaga keselamatan Presiden RI tak perlu diragukan lagi. Dengan motto “Berani Setia Waspada” mereka rela menjadikan dirinya sebagai perisai hidup demi melindungi nyawa orang nomor satu di republik ini.

Karena tugas berat dan tanggung jawab itulah mata dan telinga mereka selalu waspada dengan keadaan sekitar. Tugas berat dan penuh risiko itu pernah dialami Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin saat mengawal Presiden RI ke 2 Jenderal TNI (Purn) H.M Soeharto melakukan lawatannya ke Sarajevo, Ibu Kota Bosnia Herzegovina pada 1995 silam. Saat itu, negara pecahan Yugoslavia ini tengah dalam keadaan genting akibat perang saudara dengan Serbia.

Dikutip dari buku berjudul Pak Harto: The Untold Stories, pria yang pernah menjabat Komandan Grup A Paspampres itu menceritakan bagaimana dirinya berupaya melindungi Presiden Soeharto dari ancaman penembak jitu. Jenderal senior di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu mengungkapkan ketika itu tidak ada satu pun utusan di PBB yang dapat menjamin keselamatan Soeharto ketika hendak ke Bosnia. Apalagi ketika itu, pria yang pernah menjabat sebagai Komandan Nanggala X Timor-Timur 1976 mendapat informasi pada 11 Maret 1995, pesawat PBB yang membawa utusan khusus PBB Yasushi Akashi ditembak jatuh ketika melintasi langit Bosnia.



Informasi itu lalu disampaikan kepada Presiden Soeharto. Namun demikian, Soeharto tetap nekat dan bersikeras tetap ingin melanjutkan lawatannya ke Bosnia. Kebulatan tekad Soeharto mengunjungi Bosnia membuat PBB meminta Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Moerdiono dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Ali Alatas yang turut mendampingi agar membujuk Presiden Soeharto untuk mau menandatangani surat pernyataan yang isinya PBB tidak bertanggung jawab jika selama kunjungannya ke Bosnia terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tanpa ada keraguan, Soeharto langsung menandatangani surat tersebut dan melanjutkan perjalanannya ke Bosnia dengan menggunakan pesawat carteran Rusia.



Kedatangan Soeharto ke Bosnia sebenarnya bukan tanpa tujuan. Soeharto pergi membawa misi untuk menengahi konflik serta menunjukkan simpatinya pada umat Muslim di sana yang mengalami penindasan oleh sekelompok etnis. Setelah satu jam perjalanan dari Bandara Kroasia. Soeharto akhirnya tiba di Bandara Bosnia. Namun, ketika sampai di Bosnia, tiba-tiba Soeharto menolak menggunakan rompi antipeluru yang sudah dipersiapkan. Bahkan, Soeharto meminta Sjafrie untuk membawakan rompi antipeluru tersebut. ”Eh Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," kata Sjafrie menirukan ucapan Soeharto.

Sikap Soeharto yang terbilang nekat itu membuat abituren Akademi Militer (Akmil) 1974 ini kebingungan. Apalagi, Sjafrie yang kenyang dengan pengalaman tempur di medan operasi melihat sangat banyak sniper menggunakan munisi kaliber 12.7 mm di sekitar bandara dalam posisi siap tembak. Suasana pun semakin mencekam lantaran, suara dentuman meriam sangat jelas terdengar.

Dengan kemampuannya di bidang intelijen Sjafrie langsung meminjam jas dan peci hitam yang sama persis dengan yang dipakai Soeharto untuk mengelabui para sniper yang ada di sekitarnya. Mantan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) terus menempel Soeharto demi melindungi orang nomor satu di Indonesia ketika itu. "Ini untuk menghindari sniper mengenali sasaran utamanya dengan mudah," kata Sjafrie.

Soeharto kemudian disambut Pasukan Kontingen Garuda XIV yaitu prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Bosnia. Soeharto dijemput menggunakan kendaraan lapis baja bertuliskan UN. Sjafrie langsung membawa Soeharto masuk ke kendaraan lapis baja tersebut menuju Istana Kepresidenan Bosnia untuk bertemu Presiden Bosnia Alja Izetbegovic.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More