Amati dan Waspadai Dampak Pergerakan 1,5 juta Pemudik
Jum'at, 21 Mei 2021 - 18:07 WIB
Sejumlah fakta dan kecenderungan terkini patut digarisbawahi oleh masyarakat dan pemerintah, agar setiap orang makin paham mengapa waspada Covid-19 menjadi keharusan yang tak bisa ditawar. Mengacu pada tragedi di India, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan bahwa tahun kedua pandemi atau 2021, menjadi tahun yang lebih mematikan dibanding tahun pertama 2020.
Karena virus corona varian B.1.617 lebih ganas dan menyebabkan begitu banyak kematian di India, WHO menjadikan varian B.1.617 berstatus varian perhatian global atau variant of concern. Hingga jelang pertengahan Mei 2021, varian B.1.617 telah menyebar ke 49 negara. Kalau puluhan negara dimaksud lengah dan tidak konsisten menerapkan Prokes, varian B.1.617 bisa memicu krisis global.
Ada empat varian virus corona yang masuk dalam daftar untuk diamati dengan sangat serius. Selain varian B.1.617, tiga varian lainnya adalah B.1.1.7 yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Varian B.1.351 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Varian P.1 yang pertama kali terdeteksi di Brasil.
Semua elemen masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan taat Prokes, karena tiga varian virus corona dalam daftar variant of concern itu sudah masuk Indonesia yang dibawa oleh turis asing. Masing-masing adalah varian B.1.1.7, varian B.1.351 dan varian B.1.617. Fakta ini sudah dikonfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sekali lagi, tentang akibat lengah atau tidak peduli Prokes di masa pandemi Covid-19, gambaran eksesnya adalah potret India hari-hari ini. Jumlah pasien yang mencapai 25,7 juta dengan total kematian 286.952 (data worldometer per 19 Mei 2021) menyebabkan situasi pandemi di sana menjadi sulit dikendalikan.
Sedih dan pilu menyelimuti begitu banyak keluarga di negara itu karena ratusan jenazah tidak bisa mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya. Banyak jenazah tidak bisa dimakamkan atau dikremasi, tetapi hanya diambangkan di sungai.
Sungguh, apa yang terjadi di India harus menjadi pelajaran. Maka, bersama pemerintah, semua elemen masyarakat harus berupaya dengan sungguh-sungguh agar pandemi Covid-19 di dalam negeri sekarang ini tidak memicu tragedi seperti di India. Ingat bahwa beberapa varian virus corona, termasuk varian B.1.617 yang lebih mematikan itu, sudah masuk Indonesia.
Seberapa besar dampak dari pergerakan 1,5 juta pemudik pada periode libur lebaran 2021 terhadap perkembangan penularan Covid-19 tentu saja harus diamati dan juga diwaspadai. Dari 1,5 juta itu, telah dilakukan tes covid-19 terhadap 77.068 pemudik sejak 15 Mei 2021 atau pada periode arus balik.
Hasilnya, didapatkan 264 pemudik positif Covid-19. Sebelum berlakunya periode larangan mudik, atau sejak 22 April 2021, juga dilakukan tes acak terhadap 6.724 pemudik. Dari jumlah itu, sekitar 4.000-an pemudik terkonfirmasi positif. Data ini memberi gambaran yang lebih dari cukup tentang adanya potensi penularan dari pergerakan para pemudik.
Karena itu, meningkatkan kewaspadaan sangatlah beralasan. Selain di Jawa, semua pemerintah daerah dan masyarakat di pulau Sumatera juga didorong untuk lebih antisipatif. Laporan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahwa hampir seluruh wilayah di Pulau Sumatera masuk dalam zona merah dan oranye Covid-19 tentu saja harus disikapi dengan cermat.
Karena virus corona varian B.1.617 lebih ganas dan menyebabkan begitu banyak kematian di India, WHO menjadikan varian B.1.617 berstatus varian perhatian global atau variant of concern. Hingga jelang pertengahan Mei 2021, varian B.1.617 telah menyebar ke 49 negara. Kalau puluhan negara dimaksud lengah dan tidak konsisten menerapkan Prokes, varian B.1.617 bisa memicu krisis global.
Ada empat varian virus corona yang masuk dalam daftar untuk diamati dengan sangat serius. Selain varian B.1.617, tiga varian lainnya adalah B.1.1.7 yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Varian B.1.351 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Varian P.1 yang pertama kali terdeteksi di Brasil.
Semua elemen masyarakat diingatkan untuk tetap waspada dan taat Prokes, karena tiga varian virus corona dalam daftar variant of concern itu sudah masuk Indonesia yang dibawa oleh turis asing. Masing-masing adalah varian B.1.1.7, varian B.1.351 dan varian B.1.617. Fakta ini sudah dikonfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sekali lagi, tentang akibat lengah atau tidak peduli Prokes di masa pandemi Covid-19, gambaran eksesnya adalah potret India hari-hari ini. Jumlah pasien yang mencapai 25,7 juta dengan total kematian 286.952 (data worldometer per 19 Mei 2021) menyebabkan situasi pandemi di sana menjadi sulit dikendalikan.
Sedih dan pilu menyelimuti begitu banyak keluarga di negara itu karena ratusan jenazah tidak bisa mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya. Banyak jenazah tidak bisa dimakamkan atau dikremasi, tetapi hanya diambangkan di sungai.
Sungguh, apa yang terjadi di India harus menjadi pelajaran. Maka, bersama pemerintah, semua elemen masyarakat harus berupaya dengan sungguh-sungguh agar pandemi Covid-19 di dalam negeri sekarang ini tidak memicu tragedi seperti di India. Ingat bahwa beberapa varian virus corona, termasuk varian B.1.617 yang lebih mematikan itu, sudah masuk Indonesia.
Seberapa besar dampak dari pergerakan 1,5 juta pemudik pada periode libur lebaran 2021 terhadap perkembangan penularan Covid-19 tentu saja harus diamati dan juga diwaspadai. Dari 1,5 juta itu, telah dilakukan tes covid-19 terhadap 77.068 pemudik sejak 15 Mei 2021 atau pada periode arus balik.
Hasilnya, didapatkan 264 pemudik positif Covid-19. Sebelum berlakunya periode larangan mudik, atau sejak 22 April 2021, juga dilakukan tes acak terhadap 6.724 pemudik. Dari jumlah itu, sekitar 4.000-an pemudik terkonfirmasi positif. Data ini memberi gambaran yang lebih dari cukup tentang adanya potensi penularan dari pergerakan para pemudik.
Karena itu, meningkatkan kewaspadaan sangatlah beralasan. Selain di Jawa, semua pemerintah daerah dan masyarakat di pulau Sumatera juga didorong untuk lebih antisipatif. Laporan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bahwa hampir seluruh wilayah di Pulau Sumatera masuk dalam zona merah dan oranye Covid-19 tentu saja harus disikapi dengan cermat.
tulis komentar anda