PPLI Ajak Pers Edukasi Publik Kenali Bahaya Limbah B3 melalui Lomba Jurnalistik
Kamis, 13 Mei 2021 - 09:00 WIB
JAKARTA - Kerusakan bumi semakin hari semakin memprihatikan. Efek rumah kaca menimbulkan kerusakan lapisan ozon yang melindungi bumi dari paparan matahari langsung dan benda-benda langit lainnya. Berbagai peristiwa di muka bumi telah berkontribusi membuat kerusakan ekosistem. Satu di antaranya adalah aktivitas industri.
Berkaitan aktivitas industri, salah satu yang paling merusak lingkungan adalah limbah yang dihasilkan. Biasanya limbah industri berbahaya bukan saja bagi manusia, tapi juga bagi hewan dan tumbuhan termasuk ekosistem alam yang menunjang kehidupan mereka apabila tidak dikelola dan diolah dengan benar.
Limbah industri ini dikenal dengan sebutan Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Lalu dibuang kemana limbah-limbah ini agar tak merusak alam? Mungkinkah dimusnahkan? Atau bisakah kita olah hingga aman bagi lingkungan?
Banyak masyarakat belum paham akan hal ini. Bahkan sebagian masyarakat ikut menyumbang kerusakan alam dengan membuang limbah B3-nya sembarangan, seperti baterai, aki atau bohlam lampu. Hal ini dikatakan Manager Humas PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Arum Pusposari kepada wartawan, Minggu (2/5/2021). "Publik dan dunia usaha butuh diedukasi tentang bahayanya limbah B3 dan wajib tahu bagaimana memperlakukan limbah tersebut, agar aman bagi lingkungan," katanya.
Untuk itu, kata Arum, PPLI mengajak insan pers untuk ikut serta mengedukasi publik tentang pengelolaan limbah B3 tersebut. "Salah satunya dengan mengikuti Lomba Karya Jurnalistik Lingkungan PPLI 2021 yang mulai dilaksanakan 1 Mei hingga 1 Juni 2021," ucapnya.
Melalui momentum lomba ini, tambah Arum, masyarakat akan banyak mendapatkan informasi yang benar dan baik soal limbah B3 dan bagaimana proses penanganan yang sesuai aturan.
Dengan mengusung tema 'Menjaga Nusantara Melalui Penanganan Limbah Industri Bahan Beracun dan Berbahaya Secara Terintegrasi', ia mengharapkan selaras dengan semangat untuk melindungi alam Indonesia yang notabene memiliki keragaman hayati luar biasa.
Indonesia, terang Arum memiliki sekitar 8.000 spesies tumbuhan dan 2.215 spesies hewan yang sudah teridentifikasi. Spesies hewan terdiri dari 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu. Besarnya keanekaragaman hayati Indonesia terkait erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik daerahnya.
Ia mengatakan tugas kita semua untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka. "Jika alam rusak oleh limbah, maka keragaman hayati di Indonesia tinggal menjadi dongeng pengantar tidur," tuturnya.
Mei ini, ungkap Arum merupakan bulan Keragaman Hayati Internasional. "Tanggal 22 Mei itu Hari Keragaman Hayati. Karenanya kita mengingatkan dan mengajak semua pihak ikut peduli menjaganya untuk masa depan anak cucu kita," ujarnya.
Insan pers yang berminat mengikuti Lomba Karya Jurnalistik Lingkungan PPLI 2021 dapat memfollow akun Instagram PPLI ini untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. CM
Berkaitan aktivitas industri, salah satu yang paling merusak lingkungan adalah limbah yang dihasilkan. Biasanya limbah industri berbahaya bukan saja bagi manusia, tapi juga bagi hewan dan tumbuhan termasuk ekosistem alam yang menunjang kehidupan mereka apabila tidak dikelola dan diolah dengan benar.
Limbah industri ini dikenal dengan sebutan Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Lalu dibuang kemana limbah-limbah ini agar tak merusak alam? Mungkinkah dimusnahkan? Atau bisakah kita olah hingga aman bagi lingkungan?
Banyak masyarakat belum paham akan hal ini. Bahkan sebagian masyarakat ikut menyumbang kerusakan alam dengan membuang limbah B3-nya sembarangan, seperti baterai, aki atau bohlam lampu. Hal ini dikatakan Manager Humas PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Arum Pusposari kepada wartawan, Minggu (2/5/2021). "Publik dan dunia usaha butuh diedukasi tentang bahayanya limbah B3 dan wajib tahu bagaimana memperlakukan limbah tersebut, agar aman bagi lingkungan," katanya.
Untuk itu, kata Arum, PPLI mengajak insan pers untuk ikut serta mengedukasi publik tentang pengelolaan limbah B3 tersebut. "Salah satunya dengan mengikuti Lomba Karya Jurnalistik Lingkungan PPLI 2021 yang mulai dilaksanakan 1 Mei hingga 1 Juni 2021," ucapnya.
Melalui momentum lomba ini, tambah Arum, masyarakat akan banyak mendapatkan informasi yang benar dan baik soal limbah B3 dan bagaimana proses penanganan yang sesuai aturan.
Dengan mengusung tema 'Menjaga Nusantara Melalui Penanganan Limbah Industri Bahan Beracun dan Berbahaya Secara Terintegrasi', ia mengharapkan selaras dengan semangat untuk melindungi alam Indonesia yang notabene memiliki keragaman hayati luar biasa.
Indonesia, terang Arum memiliki sekitar 8.000 spesies tumbuhan dan 2.215 spesies hewan yang sudah teridentifikasi. Spesies hewan terdiri dari 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu. Besarnya keanekaragaman hayati Indonesia terkait erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik daerahnya.
Ia mengatakan tugas kita semua untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka. "Jika alam rusak oleh limbah, maka keragaman hayati di Indonesia tinggal menjadi dongeng pengantar tidur," tuturnya.
Mei ini, ungkap Arum merupakan bulan Keragaman Hayati Internasional. "Tanggal 22 Mei itu Hari Keragaman Hayati. Karenanya kita mengingatkan dan mengajak semua pihak ikut peduli menjaganya untuk masa depan anak cucu kita," ujarnya.
Insan pers yang berminat mengikuti Lomba Karya Jurnalistik Lingkungan PPLI 2021 dapat memfollow akun Instagram PPLI ini untuk mendapatkan informasi lebih lengkap. CM
(ars)
tulis komentar anda