Langkah Gibran Kembalikan Uang Pungli Usik Dukungan Jawara Survei Capres
Sabtu, 08 Mei 2021 - 09:16 WIB
JAKARTA - Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS), Arman Salam menilai langkah Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang mengembalikan pungutan liar ( pungli ) diduga dilakukan oknum Linmas dan Lurah merupakan langkah populer dan efektif menarik simpati publik.
Menurutnya, apa yang dilakukan Gibran sangat tepat dalam upaya peningkatan popularitas, likeness dan acceptabilitas dirinya di tengah masyarakat yang menginginkan hal baru dari para pemimpinnya.
"Dengan mengembalikan uang hasil pungutan liar oknum aparat tersebut kepada para pedagang kecil, merupakan langkah politik cerdas, karakter pemilih Indonesia mayoritas masih tradisional, sehingga program populer seperti blusukan dan atau mengembalikan pungli itu menjadi magnet besar pemilih dan jika dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan bisa jadi senjata tangguh pada aneka kontestasi selanjutnya," kata Arman saat dihubungi, Sabtu (8/5/2021).
Baca juga: Pemalakan Pedagang di Solo Kembali Ditemukan, Gibran: Pungli Kok Didukung
Lebih lanjut Arman menilai, apa yang dilakukan Gibran bisa mengusik popularitas, elektabilitas bahkan dukungan kepada para jawara survei dari unsur kepala daerah lainnya. Ia melihat, meski kepala daerah yang moncer di papan survei seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Ridwan Kamil memiliki kebijakan populis, tapi urusan mengembalikan pungli relatif belum dilakukan oleh mereka.
"Terkait terusiknya dukungan para "bang jago" (Prabowo, Anies, Ganjar dan Ridwan Kamil) dalam percaturan capres tentu ada, namun menjadi seorang presiden sangat kompleks tidak cukup hanya dengan menumpas pungli banyak faktor lain yang harus dicreate oleh Gibran sebagai amunisi tambahan dalam perang perebutan kursi no 1 di Indonesia," ujarnya.
Di sisi lain, Arman menyatakan, perlu dicatat praktik pungli aparat baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia seakan suatu permakluman atau kewajaran. Bahkan hampir menjadi budaya buruk, sehingga cara-cara yang ditempuh Gibran bisa menjadi percontohan.
Baca juga: Gubernur Ganjar Dukung Penuh Langkah Tegas Walkot Gibran Copot Lurah Terkait Pungli
"Jika mau jujur hampir mayoritas kepala desa misalnya melakukan hal tersebut. Secara sentimen positif publik dua jempol akan didapat Gibran, namun tentu ketidaksukaan oknum-oknum lain juga menjadi kerikil dari mulusnya loncatan jabatan baik sebagai gubernur DKI atau mungkin next presiden," ujarnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan Gibran sangat tepat dalam upaya peningkatan popularitas, likeness dan acceptabilitas dirinya di tengah masyarakat yang menginginkan hal baru dari para pemimpinnya.
"Dengan mengembalikan uang hasil pungutan liar oknum aparat tersebut kepada para pedagang kecil, merupakan langkah politik cerdas, karakter pemilih Indonesia mayoritas masih tradisional, sehingga program populer seperti blusukan dan atau mengembalikan pungli itu menjadi magnet besar pemilih dan jika dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan bisa jadi senjata tangguh pada aneka kontestasi selanjutnya," kata Arman saat dihubungi, Sabtu (8/5/2021).
Baca juga: Pemalakan Pedagang di Solo Kembali Ditemukan, Gibran: Pungli Kok Didukung
Lebih lanjut Arman menilai, apa yang dilakukan Gibran bisa mengusik popularitas, elektabilitas bahkan dukungan kepada para jawara survei dari unsur kepala daerah lainnya. Ia melihat, meski kepala daerah yang moncer di papan survei seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Ridwan Kamil memiliki kebijakan populis, tapi urusan mengembalikan pungli relatif belum dilakukan oleh mereka.
"Terkait terusiknya dukungan para "bang jago" (Prabowo, Anies, Ganjar dan Ridwan Kamil) dalam percaturan capres tentu ada, namun menjadi seorang presiden sangat kompleks tidak cukup hanya dengan menumpas pungli banyak faktor lain yang harus dicreate oleh Gibran sebagai amunisi tambahan dalam perang perebutan kursi no 1 di Indonesia," ujarnya.
Di sisi lain, Arman menyatakan, perlu dicatat praktik pungli aparat baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia seakan suatu permakluman atau kewajaran. Bahkan hampir menjadi budaya buruk, sehingga cara-cara yang ditempuh Gibran bisa menjadi percontohan.
Baca juga: Gubernur Ganjar Dukung Penuh Langkah Tegas Walkot Gibran Copot Lurah Terkait Pungli
"Jika mau jujur hampir mayoritas kepala desa misalnya melakukan hal tersebut. Secara sentimen positif publik dua jempol akan didapat Gibran, namun tentu ketidaksukaan oknum-oknum lain juga menjadi kerikil dari mulusnya loncatan jabatan baik sebagai gubernur DKI atau mungkin next presiden," ujarnya.
(abd)
tulis komentar anda