Puasa Bentengi Diri dari Hasutan dan Adu Domba
Kamis, 22 April 2021 - 12:31 WIB
JAKARTA - Secara bahasa, berpuasa (shiyam) berarti menahan (imsak). Puasa tidak hanya mengajarkan menahan, tetapi puasa adalah perisai atau benteng dari perbuatan yang membatalkan dan perbuatan buruk lainnya.
Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia (SII), KH Muflich Chalif Ibrahim mengatakan sebagai orang yang beriman, tentunya akan mengerti betul maksud dan tujuan dari pada puasa itu, ‘La'allakum Tattaquun’.
Insya Allah, kata dia, orang tersebut akan terhindar daripada perbuatan-perbuatan yang tidak dikehendaki Allah, baik itu yang diharamkan, dilarang dan sebagainya.
“Intinya umat sebagai orang beriman harus tahu yang menjadi tujuan puasa Ramadhan ini. Karena arasy filosofinya solidaritas sosial demi mewujudkan keadilan sosial, yakni ada pada takwa atau ketakwaan itu,” tutur KH Muflich Chalif Ibrahim di Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Muflich menjelaskan, sesungguhnya tujuan berpuasa adalah takwa dengan bersungguh-sungguh berpuasa dengan penuh kesungguhan, keimanan dan memohon keridhaan Allah SWT.
Dengan demikian, kata dia, orang yang berpuasa terhindar dari perbuatan perbuatan yang tidak baik, seperti menyebarkan hoaks, memprovokasi, adu domba dan sebagainya “Secara otomatis menjadi benteng bagi diri manusia itu. Kalau dia merasa dirinya sebagai orang yang bertakwa maka selama 24 jam dia merasa diawasi oleh Allah, baik ucapannya, perbuatannya, semuanya,” tuturnya.
Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia (SII), KH Muflich Chalif Ibrahim. Foto/Istimewa
Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia (SII), KH Muflich Chalif Ibrahim mengatakan sebagai orang yang beriman, tentunya akan mengerti betul maksud dan tujuan dari pada puasa itu, ‘La'allakum Tattaquun’.
Insya Allah, kata dia, orang tersebut akan terhindar daripada perbuatan-perbuatan yang tidak dikehendaki Allah, baik itu yang diharamkan, dilarang dan sebagainya.
“Intinya umat sebagai orang beriman harus tahu yang menjadi tujuan puasa Ramadhan ini. Karena arasy filosofinya solidaritas sosial demi mewujudkan keadilan sosial, yakni ada pada takwa atau ketakwaan itu,” tutur KH Muflich Chalif Ibrahim di Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Muflich menjelaskan, sesungguhnya tujuan berpuasa adalah takwa dengan bersungguh-sungguh berpuasa dengan penuh kesungguhan, keimanan dan memohon keridhaan Allah SWT.
Dengan demikian, kata dia, orang yang berpuasa terhindar dari perbuatan perbuatan yang tidak baik, seperti menyebarkan hoaks, memprovokasi, adu domba dan sebagainya “Secara otomatis menjadi benteng bagi diri manusia itu. Kalau dia merasa dirinya sebagai orang yang bertakwa maka selama 24 jam dia merasa diawasi oleh Allah, baik ucapannya, perbuatannya, semuanya,” tuturnya.
Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia (SII), KH Muflich Chalif Ibrahim. Foto/Istimewa
Lihat Juga :
tulis komentar anda