Sejumlah Tokoh Bakal Dukung BPOM, DPR: Mereka Sudah Main-main Politik
Sabtu, 17 April 2021 - 15:53 WIB
JAKARTA - Sejumlah tokoh nasional akan memberikan dukungan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Dukungan tersebut diberikan terkait kisruh Vaksin Nusantara yang dianggap menyudutkan BPOM.
"Lalu sekarang BPOM sebagai lembaga independen tersebut mengumpulkan para tokoh lalu mengatakan save BPOM save kepala BPOM dan sebagainya. Jadi mereka bilang kita main-main politik, mereka main-main politik (juga)," imbuhnya.
Melki menjelaskan, DPR memang lembaga politik yang memiliki putusan dan sikap politik. Dirinya menyebut, pihaknya dalam hal ini Komisi IX yang mendukung proses pembuatan Vaksin Nusantara agar dilanjutkan, karena sudah diuji dan diperdebatkan saat rapat di DPR.
"Kami bersikap seperti itu berbasiskan data-data ilmiah baik dari Kariadi maupun di DPR RI yang sudah kita cek, kita uji kita bahas kita perdebatkan sampai pada kesimpulan bahwa memang ini layak dilanjutkan dan harus diteruskan uji klinis tahap 2," jelasnya.
Dirinya merasa aneh dengan sikap BPOM yang seolah-olah dizalimi tekait perizinan Vaksin Nusantara. Dan diperparah dengan adanya dukungan dari tokoh-tokoh itu.
"Seolah-olah mendukung BPOM bahwa mereka dizalimi, kan ini enggak benar. Kan ini aneh, jadi lembaga negara mengumpulkan para tokoh hanya mendukung dia, membela hal-hal yang sudah kita bongkar," ungkapnya.
Bahkan dirinya telah berkonsultasi dengan para peneliti dari Universitas Diponegoro Semarang dan menemukan hal menakjubkan. Bahwa para peneliti tersebut merasa kaget dengan pernyataan Peni yang dianggap membohongi publik.
"Kemudian saya cek ke peneliti Diponegoro Semarang. Mereka itu nelongso, mereka bilang gini, 'kok bisa Kepala BPOM itu menipu publik ya', data yang kami berikan A dibilang B dan membuat publik jadi khawatir sama Vaksin Nusantara," ungkapnya.
"Ini masuk kategori pembohongan publik loh Kepala BPOM membohongi publik dengan membelokkan data dan fakta lapangan terkait hasil penelitian. Kan yang bikin kisruh menjadi ramai ini bukan DPR tapi Kepala BPOM," tegasnya.
"Lalu sekarang BPOM sebagai lembaga independen tersebut mengumpulkan para tokoh lalu mengatakan save BPOM save kepala BPOM dan sebagainya. Jadi mereka bilang kita main-main politik, mereka main-main politik (juga)," imbuhnya.
Melki menjelaskan, DPR memang lembaga politik yang memiliki putusan dan sikap politik. Dirinya menyebut, pihaknya dalam hal ini Komisi IX yang mendukung proses pembuatan Vaksin Nusantara agar dilanjutkan, karena sudah diuji dan diperdebatkan saat rapat di DPR.
"Kami bersikap seperti itu berbasiskan data-data ilmiah baik dari Kariadi maupun di DPR RI yang sudah kita cek, kita uji kita bahas kita perdebatkan sampai pada kesimpulan bahwa memang ini layak dilanjutkan dan harus diteruskan uji klinis tahap 2," jelasnya.
Dirinya merasa aneh dengan sikap BPOM yang seolah-olah dizalimi tekait perizinan Vaksin Nusantara. Dan diperparah dengan adanya dukungan dari tokoh-tokoh itu.
"Seolah-olah mendukung BPOM bahwa mereka dizalimi, kan ini enggak benar. Kan ini aneh, jadi lembaga negara mengumpulkan para tokoh hanya mendukung dia, membela hal-hal yang sudah kita bongkar," ungkapnya.
Bahkan dirinya telah berkonsultasi dengan para peneliti dari Universitas Diponegoro Semarang dan menemukan hal menakjubkan. Bahwa para peneliti tersebut merasa kaget dengan pernyataan Peni yang dianggap membohongi publik.
"Kemudian saya cek ke peneliti Diponegoro Semarang. Mereka itu nelongso, mereka bilang gini, 'kok bisa Kepala BPOM itu menipu publik ya', data yang kami berikan A dibilang B dan membuat publik jadi khawatir sama Vaksin Nusantara," ungkapnya.
"Ini masuk kategori pembohongan publik loh Kepala BPOM membohongi publik dengan membelokkan data dan fakta lapangan terkait hasil penelitian. Kan yang bikin kisruh menjadi ramai ini bukan DPR tapi Kepala BPOM," tegasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda