Ini Beda Siklon Tropis Surigae dan Siklon Tropis Seroja
Kamis, 15 April 2021 - 09:36 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memperingatkan saat ini bibit siklon tropis di Utara Papua telah berkembang menjadi siklon tropis surigae yang bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina.
"Siklon tropis surigae ini bahasa Jepang karena saat ini sudah masuk wilayah pengamatan Japan Meteorological Agency," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari laman media sosial resmi BMKG , Kamis (15/4/2021).
Dwikorita mengatakan, luas potensi wilayah yang terdampak secara tidak langsung mencapai wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. "Dampaknya intensitas hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang. Dan juga gelombang tinggi," papar Dwikorita.
Lalu, apa perbedaan siklon tropis surigae ini dengan siklon tropis seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu?
"Nah, siklon tropis surigae berbeda dampaknya dengan seroja. Karena seroja itu terbentuk masuk ke wilayah daratan atau pulau di wilayah Indonesia. Posisinya benar-benar di pulau itu di Indonesia,” ungkap Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan bahwa siklon tropis surigae terbentuk jauh di wilayah Indonesia. "Kalau surigae ini terbentuknya jauh di wilayah Indonesia. Jadi dampak yang disebutkan adalah dampak tidak langsung. Sehingga, intensitasnya tidak akan sekuat dengan siklon tropis seroja," paparnya.
Namun, Dwikorita menegaskan bahwa BMKG akan terus melakukan update terkait perkembangan siklon tropis surigae ini. "Nah ini akan kami sampaikan sampai tiga hari ke depan kalau ada perkembangan akan kami update lagi."
Dwikorita juga menjelaskan bahwa secara karakteristik siklon tropis seroja dan surigae cukup sama. "Munculnya bibit siklon apa pun yang membentuk baik siklon tropis seroja dan surigae ini terutama karena meningkatkan suhu muka air laut."
Apalagi, kata Dwikorita, di wilayah Indonesia saat ini sudah semakin hangat, saat ini sudah mencapai 30 derajat celcius suhu muka air lautnya. "Dan inilah yang menyebabkan low pressure area atau area yang tekanan rendah, jauh lebih rendah dari tekanan area di sekitarnya. Sehingga terjadilah aliran udara serkuler di sekitar tekanan rendah tersebut. Itu terutama penyebabnya," katanya.
"Siklon tropis surigae ini bahasa Jepang karena saat ini sudah masuk wilayah pengamatan Japan Meteorological Agency," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari laman media sosial resmi BMKG , Kamis (15/4/2021).
Dwikorita mengatakan, luas potensi wilayah yang terdampak secara tidak langsung mencapai wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. "Dampaknya intensitas hujan sedang hingga lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang. Dan juga gelombang tinggi," papar Dwikorita.
Lalu, apa perbedaan siklon tropis surigae ini dengan siklon tropis seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu?
"Nah, siklon tropis surigae berbeda dampaknya dengan seroja. Karena seroja itu terbentuk masuk ke wilayah daratan atau pulau di wilayah Indonesia. Posisinya benar-benar di pulau itu di Indonesia,” ungkap Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan bahwa siklon tropis surigae terbentuk jauh di wilayah Indonesia. "Kalau surigae ini terbentuknya jauh di wilayah Indonesia. Jadi dampak yang disebutkan adalah dampak tidak langsung. Sehingga, intensitasnya tidak akan sekuat dengan siklon tropis seroja," paparnya.
Namun, Dwikorita menegaskan bahwa BMKG akan terus melakukan update terkait perkembangan siklon tropis surigae ini. "Nah ini akan kami sampaikan sampai tiga hari ke depan kalau ada perkembangan akan kami update lagi."
Dwikorita juga menjelaskan bahwa secara karakteristik siklon tropis seroja dan surigae cukup sama. "Munculnya bibit siklon apa pun yang membentuk baik siklon tropis seroja dan surigae ini terutama karena meningkatkan suhu muka air laut."
Apalagi, kata Dwikorita, di wilayah Indonesia saat ini sudah semakin hangat, saat ini sudah mencapai 30 derajat celcius suhu muka air lautnya. "Dan inilah yang menyebabkan low pressure area atau area yang tekanan rendah, jauh lebih rendah dari tekanan area di sekitarnya. Sehingga terjadilah aliran udara serkuler di sekitar tekanan rendah tersebut. Itu terutama penyebabnya," katanya.
(zik)
tulis komentar anda