BNPB: 95% Bencana di Indonesia adalah Bencana Hidrometeorologi
Rabu, 14 April 2021 - 14:08 WIB
JAKARTA - Deputi bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ), Lilik Kurniawan menyebutkan bahwa 95% bencana yang ada di Indonesia adalah dari bencana hidrometeorologi .
“Kita tahu masalah bencana di Indonesia itu mungkin sekitar 95% adalah bencana hidrometeorologi,” ujar Lilik dalam dialog Potret 10 Tahun Kebijakan dan Aksi Pengurangan Risiko Bencana Iklim di Indonesia secara virtual, Rabu (14/4/2021).
Lilik juga mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, angin puting beliung terkait dengan iklim. “Bencana yang terkait dengan iklim. Sehingga penting bagi kita untuk membicarakan mengenai hal ini,” katanya.
Dia pun mengatakan bahwa perubahan iklim ini menjadi ancaman baru yang sudah mulai terlihat. “Beberapa aksi yang sudah dilakukan dalam pengurangan risiko bencana dan iklim. Memang masalah perubahan iklim ini menjadi ancaman baru ya yang sudah mulai terlihat.”
Salah satu contoh bencana dari perubahan iklim adalah Siklon Tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. “Kita bertahun-tahun lama tidak melihat ada bencana akibat siklon ya, Siklon Tropis Seroja kemudian mengingatkan kita, bagaimana biasanya Nusa Tenggara Timur yang biasanya kena ekornya saja, ini sudah berdampak yang cukup besar pada beberapa pekan yang lalu,” jelas Lilik.
Selain itu, Lilik juga menambahkan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi bibit siklon yang kemungkinan melanda Indonesia Timur.
“Nah, kita juga diingatkan lagi oleh BMKG mengenai adanya potensi bibit siklon tropis yang kemungkinan terjadi di Indonesia Timur, di Papua, Papua Barat, Maluku Utara dan Sulawesi Utara,” paparnya.
“Kita tahu masalah bencana di Indonesia itu mungkin sekitar 95% adalah bencana hidrometeorologi,” ujar Lilik dalam dialog Potret 10 Tahun Kebijakan dan Aksi Pengurangan Risiko Bencana Iklim di Indonesia secara virtual, Rabu (14/4/2021).
Lilik juga mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, angin puting beliung terkait dengan iklim. “Bencana yang terkait dengan iklim. Sehingga penting bagi kita untuk membicarakan mengenai hal ini,” katanya.
Dia pun mengatakan bahwa perubahan iklim ini menjadi ancaman baru yang sudah mulai terlihat. “Beberapa aksi yang sudah dilakukan dalam pengurangan risiko bencana dan iklim. Memang masalah perubahan iklim ini menjadi ancaman baru ya yang sudah mulai terlihat.”
Salah satu contoh bencana dari perubahan iklim adalah Siklon Tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. “Kita bertahun-tahun lama tidak melihat ada bencana akibat siklon ya, Siklon Tropis Seroja kemudian mengingatkan kita, bagaimana biasanya Nusa Tenggara Timur yang biasanya kena ekornya saja, ini sudah berdampak yang cukup besar pada beberapa pekan yang lalu,” jelas Lilik.
Selain itu, Lilik juga menambahkan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi bibit siklon yang kemungkinan melanda Indonesia Timur.
“Nah, kita juga diingatkan lagi oleh BMKG mengenai adanya potensi bibit siklon tropis yang kemungkinan terjadi di Indonesia Timur, di Papua, Papua Barat, Maluku Utara dan Sulawesi Utara,” paparnya.
(kri)
tulis komentar anda