Puasa: Menyadarkan Kita dari Ragam Pengkhianatan

Selasa, 13 April 2021 - 06:02 WIB
Agama yang mestinya mengemban misi kasih sayang, kedamaian dan kewarasan, kini agama acap kali menjadi alat untuk menipu masyarakat. Membalut kepentingan kelompok dan pribadi, kemudian menyemburkan api permusuhan dan pembodohan disana-sini.

Lalu, dimanakah misi utama Nabi Muhammad SAW yang ditugaskan sebagai penyempurna akhlak jika kita penganutnya sibuk menjadikan warisannya hanya untuk kemasan pemasaran dan dalih politik? Manakala agama terus menerus dijadikan kemasan pemasaran, maka agama sebagai sumber perdamaian dan moralitas akan mengering. Kekeringan akan mengakibatkan fungsi akal-hati kehilangan warasnya dan nafsu mengambil nahkoda diri. Dan ini bisa menjadi sebab kedewasaan kita dalam bernegara hilang.

Dua pengkhianatan di atas menghantarkan seseorang pula berkhianat kepada negara. Konsensus dan kesepakatan yang telah dibangun dengan keringat dan darah, dilupakan begitu saja dengan tawaran baru yang digaungkan sebagai kecap agama nomor satu. Di saat para pendiri bangsa dengan sangat cemerlang mampu menyepakati dasar negara sesuai karakter bangsa, tiba-tiba datang sekelompok yang tidak pernah berjuang untuk nusa-bangsa, teriak nyaring bak juru bicara Tuhan dan agama. Mereka tidak lagi menambal dan menjahit baju yang robek, melainkan ingin membuat baju baru khas kelompoknya.

Usaha pendiri bangsa yang menyingkirkan ego sentris dan agama yang dianutnya, kemudian mereka meracik secara sempurna dan solutif sebagai bekal generasi setelahnya, mengambil jalan tengah dari jalur ekstrim (negara agama dan liberal-sekuler), kini oleh anak-anak baru lahir digugat karena tidak selaras dengan kepentingan amir dan tokohnya.

Di sinilah jeda Ramadhan memberi momentum refleksi diri: sebagai hamba Tuhan, penganut agama dan rakyat Indonesia. Sekiranya semua di antara kita berpuasa sungguhan, gumpalan penyakit dalam diri akan berguguran bak dedaunan jatuh luruh. Kita pun kembali segar setelah sebulan penuh membakar keakuan dan tersungkur sujud di setiap penghujung malam. Marilah kita kembali sebagai hamba yang taat kepada Allah, kepada agama dan kepada negara. Jika terus menerus ketiganya kita langgar dan khianati, maka apalah artinya rutinitas puasa kita lakukan?
(cip)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More