Tudingan PT KS Selundupkan Baja dari China Dinilai Tidak Berdasar
Minggu, 28 Maret 2021 - 08:48 WIB
SERANG - Tudingan yang disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir terhadap PT Krakatau Steel (KS) Persero Tbk terkait penyelundupan baja dari China dinilai sangat tidak berdasar dan tidak masuk akal.
Dosen Universitas Sahid Jakarta Natalis Situmorang sangat menyayangkan tudingan yang dialamatkan kepada PT Krakatau Steel oleh anggota DPR RI Muhamad Nasir tersebut. “Sebenarnya sebagai seorang pejabat negara (anggota DPR), Muhammad Nasir harus bisa membuktikan ucapannya soal baja yang dari China tetapi dicap Krakatau Steel. Anggota DPR Muhammad Nasir harus menjelaskan, PT apa di Bekasi, yang beliau datangi, apalagi kalau bon fakturnya dari PT Krakatau Steel. Kok, PT itu bisa tahu, itu baja dari China,” tegas Natalis Situmorang, di sela-sela rapat Dewan Pengurus Nasional (DPN) Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI), di Slipi, Jakarta, Sabtu (27/3/2021).
Natalis selaku Sekretaris Dewan Pakar, DPN MPI mengatakan, Muhammad Nasir harus bisa mempertanggung jawabkan tudingannya sehingga tidak menjadi fitnah. “Hal ini penting supaya jangan menjadi fitnah. Apalagi ini masih ditangani Polda Metro Jaya seperti yang disampaikannya. Jangan sampai ini menjadi bola liar yang bisa menekan aparat, karena disampaikan oleh pejabat negara terhormat,” ujar Natalis.
Sementara itu, salah salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini sering membeli produk PT KS, Awara, membantah tudingan yang ditujukan terhadap PT KS terkait adanya penyelundupan baja dari China. Awara mengaku, selama ini Direktur Utama (Dirut) PT KS Silmy Karim sangat professional dan dekat dengan para pelaku UMKM di Cilegon.
Setelah dipegang, Dirut Silmy Karim, kata Awara, PT KS sudah mengalami banyak perubahan di antaranya PT KS semakin maju. “Terbukti nih, saya sebagai UMKM yang merambah untuk pembelian produk prime (produk utama) di PTKS saat ini untuk membeli produk di PTKS mesti antre karena saking banyaknya peminat," kata Awara.
Tidak itu saja, PT KS juga sejak dipimpin oleh Silmy justru telah melakukan ekspor produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP) dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO) ke Malaysia pada 1 Februari 2021 lalu, melalui pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, Cilego Banten. Selain Malaysia, di 2021 Krakatau Steel akan melakukan ekspor ke Australia maupun ke Eropa untuk negara Italia dan Spanyol. Masing-masing negara berbeda spesifikasi ekspornya. Untuk Malaysia Krakatau Steel mengekspor HRC, HRP, dan HRPO.
Di Australia Krakatau Steel mengekspor HRP, sedangkan HRC diekspor untuk Italia dan Spanyol. “Jadi, PT KS sudah memiliki banyak perubahan dan kemajuan setelah dipegang Dirut Silmy Karim,” ujar Awara.
Dirut PT KS Silmy Karim juga membantah dengan keras tudingan yang disebut merugikan negara hingga Rp10 triliun. Sejak diangkat menjadi orang nomor satu PT KS pada September 2018, Silmy mengaku tidak pernah menemukan atau melakukan aksi penyelundupan tersebut. “Selama saya menjabat 2,5 tahun, Krakatau Steel tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan,” ujar Silmy dalam keterangan tertulis, Rabu 24 Maret 2021.
Justru, lanjut Silmy, Krakatau Steel sangat mengecam keras derasnya impor produk baja asal Negeri Tirai Bambu ke Indonesia. Dan terus berupaya agar industri baja Indonesia mendapatkan dukungan dan proteksi dari pemerintah.
Dosen Universitas Sahid Jakarta Natalis Situmorang sangat menyayangkan tudingan yang dialamatkan kepada PT Krakatau Steel oleh anggota DPR RI Muhamad Nasir tersebut. “Sebenarnya sebagai seorang pejabat negara (anggota DPR), Muhammad Nasir harus bisa membuktikan ucapannya soal baja yang dari China tetapi dicap Krakatau Steel. Anggota DPR Muhammad Nasir harus menjelaskan, PT apa di Bekasi, yang beliau datangi, apalagi kalau bon fakturnya dari PT Krakatau Steel. Kok, PT itu bisa tahu, itu baja dari China,” tegas Natalis Situmorang, di sela-sela rapat Dewan Pengurus Nasional (DPN) Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI), di Slipi, Jakarta, Sabtu (27/3/2021).
Natalis selaku Sekretaris Dewan Pakar, DPN MPI mengatakan, Muhammad Nasir harus bisa mempertanggung jawabkan tudingannya sehingga tidak menjadi fitnah. “Hal ini penting supaya jangan menjadi fitnah. Apalagi ini masih ditangani Polda Metro Jaya seperti yang disampaikannya. Jangan sampai ini menjadi bola liar yang bisa menekan aparat, karena disampaikan oleh pejabat negara terhormat,” ujar Natalis.
Baca Juga
Sementara itu, salah salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini sering membeli produk PT KS, Awara, membantah tudingan yang ditujukan terhadap PT KS terkait adanya penyelundupan baja dari China. Awara mengaku, selama ini Direktur Utama (Dirut) PT KS Silmy Karim sangat professional dan dekat dengan para pelaku UMKM di Cilegon.
Setelah dipegang, Dirut Silmy Karim, kata Awara, PT KS sudah mengalami banyak perubahan di antaranya PT KS semakin maju. “Terbukti nih, saya sebagai UMKM yang merambah untuk pembelian produk prime (produk utama) di PTKS saat ini untuk membeli produk di PTKS mesti antre karena saking banyaknya peminat," kata Awara.
Tidak itu saja, PT KS juga sejak dipimpin oleh Silmy justru telah melakukan ekspor produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP) dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO) ke Malaysia pada 1 Februari 2021 lalu, melalui pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera, Cilego Banten. Selain Malaysia, di 2021 Krakatau Steel akan melakukan ekspor ke Australia maupun ke Eropa untuk negara Italia dan Spanyol. Masing-masing negara berbeda spesifikasi ekspornya. Untuk Malaysia Krakatau Steel mengekspor HRC, HRP, dan HRPO.
Di Australia Krakatau Steel mengekspor HRP, sedangkan HRC diekspor untuk Italia dan Spanyol. “Jadi, PT KS sudah memiliki banyak perubahan dan kemajuan setelah dipegang Dirut Silmy Karim,” ujar Awara.
Dirut PT KS Silmy Karim juga membantah dengan keras tudingan yang disebut merugikan negara hingga Rp10 triliun. Sejak diangkat menjadi orang nomor satu PT KS pada September 2018, Silmy mengaku tidak pernah menemukan atau melakukan aksi penyelundupan tersebut. “Selama saya menjabat 2,5 tahun, Krakatau Steel tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkan,” ujar Silmy dalam keterangan tertulis, Rabu 24 Maret 2021.
Justru, lanjut Silmy, Krakatau Steel sangat mengecam keras derasnya impor produk baja asal Negeri Tirai Bambu ke Indonesia. Dan terus berupaya agar industri baja Indonesia mendapatkan dukungan dan proteksi dari pemerintah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda