Pentingnya Ketahanan dan Kemandiri Kesehatan dalam Memerangi COVID-19
Kamis, 25 Maret 2021 - 22:23 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres) Maruf Amin hadir memberikan sambutan kunci pada webinar series Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI) Seri 2 dengan tema "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia" yang ditayangkan di kanal Youtube Universitas Indonesia, Kamis (25/3/2021).
Ia memaparkan bahwa upaya membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan menuju Indonesia Emas 2024 perlu dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, sehat, cinta tanah air, dan ber-akhlakul karimah; sistem layanan kesehatan yang baik; serta kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mempermudah layanan masyarakat untuk memperoleh layanan pengobatan yang terjangkau.
Menurut Wapres, Indonesia perlu meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau puskesmas sebagai ujung tombak layanan Kesehatan, baik layanan kesehatan kuratif maupun layanan pemberdayaan kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban puskesmas dalam pelayanan kuratif, dan dapat mendorong fungsi melakukan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif.
Baca juga: 94% Alat Kesehatan Impor, Wapres Dorong Riset Dalam Negeri
"Upaya mendorong kemandirian kesehatan yang telah dilakukan Indonesia adalah memastikan ketersediaan obat, alat kesehatan, serta kemampuan riset termasuk Surveillance Genomic. Upaya penguatan ketahanan dan kemandirian dalam negeri ini diharapkan dapat meningkatkan peran Indonesia dan kontribusi di tingkat regional maupun global," kata Wapres.
Dalam acara webinar tersebut, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menyampaikan, Kegiatan ini merupakan sinergi kebijakan riset dan inovasi untuk ketahanan dan kemandirian kesehatan Indonesia. "Semoga sinergi ini memberi manfaat bagi kemajuan IPTEK dan inovasi bidang kesehatan," katanya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa menghadapi pandemi COVID-19, sebagaimana yang telah disampaikan oleh WHO, yaitu dengan cara mengurangi laju penularan, sehingga jumlah orang yang tertular di bawah kapasitas layanan kesehatan. Strategi mengurangi laju penularan ini juga telah dibagikan oleh WHO.
Baca juga: Menkes Sebut Virus Sejenis COVID-19 Sudah Pernah Ada 17 Tahun Lalu
Ia memaparkan bahwa upaya membangun ketahanan dan kemandirian kesehatan menuju Indonesia Emas 2024 perlu dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, sehat, cinta tanah air, dan ber-akhlakul karimah; sistem layanan kesehatan yang baik; serta kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mempermudah layanan masyarakat untuk memperoleh layanan pengobatan yang terjangkau.
Menurut Wapres, Indonesia perlu meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau puskesmas sebagai ujung tombak layanan Kesehatan, baik layanan kesehatan kuratif maupun layanan pemberdayaan kesehatan. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban puskesmas dalam pelayanan kuratif, dan dapat mendorong fungsi melakukan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif.
Baca juga: 94% Alat Kesehatan Impor, Wapres Dorong Riset Dalam Negeri
"Upaya mendorong kemandirian kesehatan yang telah dilakukan Indonesia adalah memastikan ketersediaan obat, alat kesehatan, serta kemampuan riset termasuk Surveillance Genomic. Upaya penguatan ketahanan dan kemandirian dalam negeri ini diharapkan dapat meningkatkan peran Indonesia dan kontribusi di tingkat regional maupun global," kata Wapres.
Dalam acara webinar tersebut, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro menyampaikan, Kegiatan ini merupakan sinergi kebijakan riset dan inovasi untuk ketahanan dan kemandirian kesehatan Indonesia. "Semoga sinergi ini memberi manfaat bagi kemajuan IPTEK dan inovasi bidang kesehatan," katanya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa menghadapi pandemi COVID-19, sebagaimana yang telah disampaikan oleh WHO, yaitu dengan cara mengurangi laju penularan, sehingga jumlah orang yang tertular di bawah kapasitas layanan kesehatan. Strategi mengurangi laju penularan ini juga telah dibagikan oleh WHO.
Baca juga: Menkes Sebut Virus Sejenis COVID-19 Sudah Pernah Ada 17 Tahun Lalu
tulis komentar anda