Menkes Sebut Virus Sejenis COVID-19 Sudah Pernah Ada 17 Tahun Lalu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan ( Menkes ) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pandemi COVID-19 merupakan virus kedua yang menyebar ke seluruh dunia setelah jenis yang sama ditemukan 17 tahun lalu. Ia mengungkapkan, virus sebelumnya menyebar di China pada 2002.
"COVID-19 ini virusnya namanya Sars Cov 2. Kenapa Sars Cov 2? Karena ada virus namanya Sars Cov 1. Jadi anaknya Sars Cov 1 meruak di dunia 17 tahun kemudian," kata Budi dalam pemaparannya di Webinar Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia bersama MWA Universitas Indonesia, Kamis (25/3/2021).
Budi menjelaskan, selama 17 tahun, umat manusia di dunia tidak menyiapkan sistem pertahanan kesehatan yang cukup untuk mencegah Sars Cov 2. Oleh karena itu, ia tak heran COVID-19 kali ini melenyapkan jutaan nyawa manusia.
Baca juga: AS Berharap WHO Kembali Lakukan Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di China
"Malah triliunan US Dollar di-spend untuk membangun sistem ketahanan dengan asumsi yang akan membunuh umat manusia adalah sesama umat manusia, seperti Perang dunia 1 dan 2," kata mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) ini.
Ia pun mengingatkan, kasus pandemi bukan terjadi kali ini saja. Ia mencontohkan, virus lain, misalnya, blackdeath, HIV, Ebola juga menewaskan ratusan juta jiwa.
Adapun satu-satunya cara menghadapi pandemi, kata Budi, yakni dengan perubahan perilaku. Menurutnya, pandemi tidak akan hilang secara instan, tapi bertahap seiring perilaku manusia yang lebih sehat dan bersih.
Baca juga: Pusat Vaksinasi Covid-19 Diperluas Hingga ke Daerah
"Semua pandemi yang memakan ratusan juta (jiwa) itu menuntut perubahan pelaku manusia. Karena yang namanya pandemi tidak ada yang akan selesai satu tahun, selesai 5 tahun, 10 tahun. Polio bahkan sampe sekarang ga ilang-ilang," kata Budi.
"COVID-19 ini virusnya namanya Sars Cov 2. Kenapa Sars Cov 2? Karena ada virus namanya Sars Cov 1. Jadi anaknya Sars Cov 1 meruak di dunia 17 tahun kemudian," kata Budi dalam pemaparannya di Webinar Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia bersama MWA Universitas Indonesia, Kamis (25/3/2021).
Budi menjelaskan, selama 17 tahun, umat manusia di dunia tidak menyiapkan sistem pertahanan kesehatan yang cukup untuk mencegah Sars Cov 2. Oleh karena itu, ia tak heran COVID-19 kali ini melenyapkan jutaan nyawa manusia.
Baca juga: AS Berharap WHO Kembali Lakukan Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di China
"Malah triliunan US Dollar di-spend untuk membangun sistem ketahanan dengan asumsi yang akan membunuh umat manusia adalah sesama umat manusia, seperti Perang dunia 1 dan 2," kata mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) ini.
Ia pun mengingatkan, kasus pandemi bukan terjadi kali ini saja. Ia mencontohkan, virus lain, misalnya, blackdeath, HIV, Ebola juga menewaskan ratusan juta jiwa.
Adapun satu-satunya cara menghadapi pandemi, kata Budi, yakni dengan perubahan perilaku. Menurutnya, pandemi tidak akan hilang secara instan, tapi bertahap seiring perilaku manusia yang lebih sehat dan bersih.
Baca juga: Pusat Vaksinasi Covid-19 Diperluas Hingga ke Daerah
"Semua pandemi yang memakan ratusan juta (jiwa) itu menuntut perubahan pelaku manusia. Karena yang namanya pandemi tidak ada yang akan selesai satu tahun, selesai 5 tahun, 10 tahun. Polio bahkan sampe sekarang ga ilang-ilang," kata Budi.
(abd)