Puisi Curhat SBY Dapat Tandingan: Karma Tak Harus Datang Segera, tapi Pasti
Jum'at, 19 Maret 2021 - 13:33 WIB
JAKARTA - Puisi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjudul ‘Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Terlambat, Tapi Pasti' mendapat respons banyak pihak. Bahkan, kini muncul puisi tandingan yang dibuat oleh Divisi Komunikasi Publik Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Bobby Triadi.
Puisi berjudul Renungan Karma Buat SBY tersebut diunggah di kanal YouTube KOMATKAMIT dan di komat-kamit.id.
Dalam keterangan di kanal YouTube itu, disebutkan bahwa KOMATKAMIT dibuat khusus orang-orang dewasa, dewasa pikiran, dewasa hati dan tidak baperan.
Berikut puisi karya Bobby Triadi tersebut:
PUISI "RENUNGAN KARMA" BUAT SBY
Malam itu kau melihat cikeas bagai kota mati. atau seperti dusun kecil yang terbentang di kaki bukit yang sunyi. suasana sungguh mencekam, hening dan sepi. Ah, itu hanya perasaan saja.
Malam ketika kau membuka jendela tua itu, malam yang tanpa gemerlap bintang seperti masa lalu. Tak ada lagi cahaya rembulan yang mendampingi, tak ada lagi gemerlap bintang.
Deras hujan pujian dimasa jaya, pun telah pergi. Kini tinggal derak degub jantung yang terdengar lirih. Akankah malam-malam yang akan datang, akan menjadi malam yang sama?
Puisi berjudul Renungan Karma Buat SBY tersebut diunggah di kanal YouTube KOMATKAMIT dan di komat-kamit.id.
Dalam keterangan di kanal YouTube itu, disebutkan bahwa KOMATKAMIT dibuat khusus orang-orang dewasa, dewasa pikiran, dewasa hati dan tidak baperan.
Berikut puisi karya Bobby Triadi tersebut:
PUISI "RENUNGAN KARMA" BUAT SBY
Malam itu kau melihat cikeas bagai kota mati. atau seperti dusun kecil yang terbentang di kaki bukit yang sunyi. suasana sungguh mencekam, hening dan sepi. Ah, itu hanya perasaan saja.
Malam ketika kau membuka jendela tua itu, malam yang tanpa gemerlap bintang seperti masa lalu. Tak ada lagi cahaya rembulan yang mendampingi, tak ada lagi gemerlap bintang.
Deras hujan pujian dimasa jaya, pun telah pergi. Kini tinggal derak degub jantung yang terdengar lirih. Akankah malam-malam yang akan datang, akan menjadi malam yang sama?
tulis komentar anda