LBM Eijkman: Mutasi N439K Terdeteksi di Indonesia Sejak November 2020

Sabtu, 13 Maret 2021 - 17:57 WIB
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan bahwa mutasi N439K telah terdeteksi di Indonesia sejak November 2020 lalu. Foto/BNPB
JAKARTA - Kepala Lembaga Biologi Molekuler ( LBM) Eijkman , Amin Soebandrio mengatakan bahwa mutasi N439K telah terdeteksi di Indonesia sejak November 2020 lalu. Mutasi N439K ini awal mula menyebar di Skotlandia.

“Mutasi N439K ini sudah ada sejak November 2020, sudah lama. Dari sekitar 537 isolat yang sudah dipelajari ada 48 mengandung mutasi itu,” ujar Amin dalam keterangannya, Sabtu (13/3/2021).

Amin menegaskan jika mutasi N439K ini memiliki kemampuan infeksi yang sama dengan varian mutasi COVID-19 lainnya. Dia mengatakan bahwa varian mutasi N439K ini memiliki kekuatan mengikat lebih kuat dibandingkan dengan mutasi B117 dari Inggris.



“Untuk gejalanya tidak ada perbedaan. Kalau keparahannya sih enggak, tapi memang bisa mengikat reseptor 2 kali lebih kuat daripada varian yang lain, kalau yang Inggris sekitar 40%-70% lebih cepat, kalau dia mengikatnya lebih kuat,” jelas Amin.

Namun, Amin menegaskan jika mutasi N439K berbeda dari B117. “Yang B117 itu dari varian UK, tapi yang N439K itu ada hubungannya turunannya dari virus yang pernah ditemukan di Skotlandia, tapi waktu itu belum dinamai N439K. Masih ada varian lain, kemudian dia bermutasi salah satu mutasinya N439K ini,” papar dia.

Amin meminta semua masyarakat tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan agar mencegah terpapar COVID-19. “Kalau masalah pencegahannya sama, kita kan kalau di luar tidak tahu varian yang mana yang ada. Prinsipnya tetap menerapkan prokes,” tegasnya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More