Jika Pilkada DKI Batal Digelar 2022, Anies Tetap Punya Panggung di 2024
Sabtu, 13 Maret 2021 - 14:50 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan banyak pihak yang mengaitkan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta yang sedianya digelar 2022 tapi diusulkan menjadi 2024 dengan peluang incumbent, Gubernur Anies Baswedan yang bakal menang dengan mudah.
"Oke saya akan bilang begini, kalau data kami, mas anies itu meskipun peringkatnya nomor 1 sebagai calon gubernur kalau pemilu diadakan hari ini, itu enggak tinggi-tinggi amat elektabilitasnya," ujarnya dalam diskusi Polemik MNC Trijaya secara virtual, Sabtu (13/3/2021).
"Jadi sebenarnya kekhawatiran terhadap anies akan menang mudah di 2022 jika pilkada tetap diadakan, itu menurut saya tetap berlebihan," sambung pria yang akrab disapa Burhan itu.
Sebaliknya, Burhan mengatakan jika akhirnya Pilkada DKI tetap dilaksanakan 2024 maka Anies juga tak kehilangan panggung di 2024. Sebab jika merujuk masa tugas Anies, dia akan berakhir September 2022.
"Kemudian awal 2023 nasdem sudah bikin konvensi capres, pertengahan 2023 selesai konvensi sudah didaftarkan ke KPU sebagai capres, kan proses pendaftaran sudah berlangsung beberapa bulan sebelum pileg pilpres 2024," jelasnya.
Dengan demikian, kata Burhan, ketika ada alasan yang menyatakan pilkada dilaksanakan 2024 agar Anies kehilangan panggung maka tidak tepat juga. Burhan meyakini Anies tetap punya panggung di 2025. "Karena itu tadi masa jabatan berakhir menjelang akhir 2022 dan setelah itu ada konvensi. Jadi ngapain takut sama Anies," ketus analis Politik asal UIN Jakarta itu.
"Jadi lebih baik argumen utamanya adalah demokrasi. Lebih baik keberatan mereka yang khawatir Anies menang ya kasih dong lawan yang kuat buat Anies supaya masyarakat DKI juga punya kompetisi elektoral yang berkualitas karena yang maju adalah orang-orang terbaik," pungkasnya.
"Oke saya akan bilang begini, kalau data kami, mas anies itu meskipun peringkatnya nomor 1 sebagai calon gubernur kalau pemilu diadakan hari ini, itu enggak tinggi-tinggi amat elektabilitasnya," ujarnya dalam diskusi Polemik MNC Trijaya secara virtual, Sabtu (13/3/2021).
"Jadi sebenarnya kekhawatiran terhadap anies akan menang mudah di 2022 jika pilkada tetap diadakan, itu menurut saya tetap berlebihan," sambung pria yang akrab disapa Burhan itu.
Sebaliknya, Burhan mengatakan jika akhirnya Pilkada DKI tetap dilaksanakan 2024 maka Anies juga tak kehilangan panggung di 2024. Sebab jika merujuk masa tugas Anies, dia akan berakhir September 2022.
"Kemudian awal 2023 nasdem sudah bikin konvensi capres, pertengahan 2023 selesai konvensi sudah didaftarkan ke KPU sebagai capres, kan proses pendaftaran sudah berlangsung beberapa bulan sebelum pileg pilpres 2024," jelasnya.
Dengan demikian, kata Burhan, ketika ada alasan yang menyatakan pilkada dilaksanakan 2024 agar Anies kehilangan panggung maka tidak tepat juga. Burhan meyakini Anies tetap punya panggung di 2025. "Karena itu tadi masa jabatan berakhir menjelang akhir 2022 dan setelah itu ada konvensi. Jadi ngapain takut sama Anies," ketus analis Politik asal UIN Jakarta itu.
"Jadi lebih baik argumen utamanya adalah demokrasi. Lebih baik keberatan mereka yang khawatir Anies menang ya kasih dong lawan yang kuat buat Anies supaya masyarakat DKI juga punya kompetisi elektoral yang berkualitas karena yang maju adalah orang-orang terbaik," pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda