Agar Tak Ketinggalan Zaman, Pola Perkaderan HMI Harus Selaras Era Disrupsi
Jum'at, 12 Maret 2021 - 07:03 WIB
Baca juga: Lewat Inovasi, HMI Diharapkan Jadi Solusi Kompleksitas Tantangan Zaman
Pada titik inilah, Riyanda mengusulkan agar HMI harus segera merumuskan ulang format perkaderan dengan berpijak pada visi dan misi yang lebih segar. Ia kemudian menawarkan konsep 'HMI Reborn' sebagai format perkaderan untuk HMI ke depan.
"Menurut saya, HMI Reborn tidak sekadar sebuah konsep untuk menggantikan pola perkaderan yang kini diterapkan di himpunan, akan tetapi ia juga merupakan sebuah gagasan yang menurut hemat saya sangat relevan dan visioner untuk menjawab kebutuhan organisasi di masa datang," katanya.
HMI Reborn, kata ia, tidak akan mengubah apa yang selama ini menjadi pedoman dasar perkaderan HMI. Pasalnya, duduk persoalannya bukan pada landasan nilai, melainkan pada metode menggapai visi dan misi organisasi.
Riyanda menegaskan perkaderan di HMI sampai kapanpun akan tetap berpijak pada pedoman (landasan) perkaderan, yang diantaranya meliputi landasan teologis, ideologis, konstitusi, historis, dan sosio-kultural. Semua nilai prinsipil itu bersifat saklak yang tetap menjadi pedoman dasar perkaderan.
"Yang ingin kita sesuaikan adalah caranya, reaktualisasi pola pengkaderan dan readaptasi perkembangan zaman," terang Riyanda.
Lebih lanjut menurut Riyanda, HMI Reborn lebih menitikberatkan pada penyegaran sistem perkaderan yang ada. Dengan demikian, yang perlu digenjot atau dimodifikasi ialah cara indoktrinasi nilai, berupa Tri Komitmen HMI (wawasan Keindonesiaan, Keislaman, dan Keintelektualan) dengan menyesuaikan pada geliat disrupsi digital yang berkembang saat ini.
"Kita menginginkan agar pola indoktrinasi (pengajaran nilai) perlu disesuaikan dengan spirit zaman yang berkembang sekarang," imbuhnya.
Riyanda pun berkomitmen jika pada Kongres HMI nanti dirinya terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI, maka akan segera melakukan serangkaian perubahan dalam format perkaderan di HMI.
Pada titik inilah, Riyanda mengusulkan agar HMI harus segera merumuskan ulang format perkaderan dengan berpijak pada visi dan misi yang lebih segar. Ia kemudian menawarkan konsep 'HMI Reborn' sebagai format perkaderan untuk HMI ke depan.
"Menurut saya, HMI Reborn tidak sekadar sebuah konsep untuk menggantikan pola perkaderan yang kini diterapkan di himpunan, akan tetapi ia juga merupakan sebuah gagasan yang menurut hemat saya sangat relevan dan visioner untuk menjawab kebutuhan organisasi di masa datang," katanya.
HMI Reborn, kata ia, tidak akan mengubah apa yang selama ini menjadi pedoman dasar perkaderan HMI. Pasalnya, duduk persoalannya bukan pada landasan nilai, melainkan pada metode menggapai visi dan misi organisasi.
Riyanda menegaskan perkaderan di HMI sampai kapanpun akan tetap berpijak pada pedoman (landasan) perkaderan, yang diantaranya meliputi landasan teologis, ideologis, konstitusi, historis, dan sosio-kultural. Semua nilai prinsipil itu bersifat saklak yang tetap menjadi pedoman dasar perkaderan.
"Yang ingin kita sesuaikan adalah caranya, reaktualisasi pola pengkaderan dan readaptasi perkembangan zaman," terang Riyanda.
Lebih lanjut menurut Riyanda, HMI Reborn lebih menitikberatkan pada penyegaran sistem perkaderan yang ada. Dengan demikian, yang perlu digenjot atau dimodifikasi ialah cara indoktrinasi nilai, berupa Tri Komitmen HMI (wawasan Keindonesiaan, Keislaman, dan Keintelektualan) dengan menyesuaikan pada geliat disrupsi digital yang berkembang saat ini.
"Kita menginginkan agar pola indoktrinasi (pengajaran nilai) perlu disesuaikan dengan spirit zaman yang berkembang sekarang," imbuhnya.
Riyanda pun berkomitmen jika pada Kongres HMI nanti dirinya terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI, maka akan segera melakukan serangkaian perubahan dalam format perkaderan di HMI.
tulis komentar anda