Ekspansi di Tengah Pandemi, Selengkapnya di The Indonesia Economic Club Kamis Pukul 20.30 WIB
Kamis, 04 Maret 2021 - 14:48 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung dan genap satu tahun. Hingga hari ini, angka kasus Covid-19 di Indonesia masih terus menanjak dengan lebih dari satu juta kasus, bahkan Indonesia menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya, pemerintah dan berbagai pihak terus berupaya menekan laju persebaran virus Corona. Jumlah pengangguran bertambah 2,67 juta orang, hantaman ekonomi di berbagai sektor mendorong Indonesia masuk dalam jurang resesi. Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sistem keuangan masih terjaga dengan baik di tengah pandemi Covid-19.
Tanpa adanya pandemi, sejatinya kinerja industri perbankan cukup menantang. OJK mencatat 100 bank telah merestrukturisasi kredit senilai Rp904,285 triliun dari 7.465.990 debitur. Nilai tersebut berasal dari 5.824.976 debitur UMKM dengan nilai kredit Rp359,977 triliun, dan 1.641.014 debitur non UMKM dengan kredit Rp544,308 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik, terlebih pada kantor cabang luar negeri yang tersebar di enam kota seperti Hong Kong, Seoul, Osaka, Singapura, London, dan New York. Pada 2019, aset BNI KCLN London tumbuh 16,4% di atas rata-rata industri. Total loan tumbuh 42,3%, total funding tumbuh 16,2%, dan net profit tumbuh 78,9%.
Sementara, di Korea Selatan menjadi sekitar 40 ribu WNI yang bekerja di berbagai bidang menjadi pasar potensial bagi BNI. Salah satu bisnis BNI adalah mengoptimalisasi diaspora yang berada di Korsel. Milenial mendominasi jumlah pekerja migran Indonesia di Korsel dengan rata-rata usia 30 tahun dengan pendapatan Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per bulan. BNI KCLN Seoul telah menggunakan pelayanan digital termasuk melalui aplikasi sejak 2019 sehingga berdampak pada kenaikan transaksi yang mencapai hingga 500 persen.
Sementara di New York, Amerika Serikat, BNI berperan penting sebagai sumber funding dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Kantor perwakilan yang berdiri sejak 1978 itu berperan sebagai investor relation, mewakili BNI pusat di pasar global. BNI KLCN New York merupakan salah satu bank Indonesia pertama yang menjadi member Fedwire sehingga dapat menawarkan pelayanan transaksi bank koresponden ke bank-bank komersial di Indonesia.
Bank-bank BUKU II atau III di Indonesia yang berstatus devisa dapat bertransaksi dengan dollar AS. Hingga Juli 2020, BNI KCLN New York sudah menerbitkan certificate of deposit senilai 600 juta dolar Amerika dan masih menyisakan sisa 400 juta dolllar AS dari target program BNI sebesar satu milliar dolar AS.
Lantas, bagaimana BNI berkomitmen memberikan pelayanan perbankan dan pendampingan terhadap Indonesia related company di luar negeri, baik perusahaan di luar negeri yang berbisnis dengan Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang telah atau memiliki rencana berekspansi secara internasional? Serta apa yang menjadi kehandalan dari masing-masing kantor cabang BNI di luar negeri?
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar akan hadir di program The Indonesia Economic Club membahas “Ekspansi di Tengah Pandemi” Kamis, 4 Maret 2021. Dipandu Apreyvita Dyah Wulansari dan Rhenald Kasali secara langsung pukul 20.30 WIB di stasiun televisi berita milik MNC Group, iNews. Anda yang memiliki mobilitas dan tidak sempat menyimak di depan layar kaca, dapat mengikuti program ini melalui laman www.rctiplus.com dan aplikasi RCTI+, unduh segera di Google Play Store dan Apple App Store.
Dalam perjalanannya, pemerintah dan berbagai pihak terus berupaya menekan laju persebaran virus Corona. Jumlah pengangguran bertambah 2,67 juta orang, hantaman ekonomi di berbagai sektor mendorong Indonesia masuk dalam jurang resesi. Sementara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sistem keuangan masih terjaga dengan baik di tengah pandemi Covid-19.
Tanpa adanya pandemi, sejatinya kinerja industri perbankan cukup menantang. OJK mencatat 100 bank telah merestrukturisasi kredit senilai Rp904,285 triliun dari 7.465.990 debitur. Nilai tersebut berasal dari 5.824.976 debitur UMKM dengan nilai kredit Rp359,977 triliun, dan 1.641.014 debitur non UMKM dengan kredit Rp544,308 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik, terlebih pada kantor cabang luar negeri yang tersebar di enam kota seperti Hong Kong, Seoul, Osaka, Singapura, London, dan New York. Pada 2019, aset BNI KCLN London tumbuh 16,4% di atas rata-rata industri. Total loan tumbuh 42,3%, total funding tumbuh 16,2%, dan net profit tumbuh 78,9%.
Sementara, di Korea Selatan menjadi sekitar 40 ribu WNI yang bekerja di berbagai bidang menjadi pasar potensial bagi BNI. Salah satu bisnis BNI adalah mengoptimalisasi diaspora yang berada di Korsel. Milenial mendominasi jumlah pekerja migran Indonesia di Korsel dengan rata-rata usia 30 tahun dengan pendapatan Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per bulan. BNI KCLN Seoul telah menggunakan pelayanan digital termasuk melalui aplikasi sejak 2019 sehingga berdampak pada kenaikan transaksi yang mencapai hingga 500 persen.
Sementara di New York, Amerika Serikat, BNI berperan penting sebagai sumber funding dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Kantor perwakilan yang berdiri sejak 1978 itu berperan sebagai investor relation, mewakili BNI pusat di pasar global. BNI KLCN New York merupakan salah satu bank Indonesia pertama yang menjadi member Fedwire sehingga dapat menawarkan pelayanan transaksi bank koresponden ke bank-bank komersial di Indonesia.
Bank-bank BUKU II atau III di Indonesia yang berstatus devisa dapat bertransaksi dengan dollar AS. Hingga Juli 2020, BNI KCLN New York sudah menerbitkan certificate of deposit senilai 600 juta dolar Amerika dan masih menyisakan sisa 400 juta dolllar AS dari target program BNI sebesar satu milliar dolar AS.
Lantas, bagaimana BNI berkomitmen memberikan pelayanan perbankan dan pendampingan terhadap Indonesia related company di luar negeri, baik perusahaan di luar negeri yang berbisnis dengan Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang telah atau memiliki rencana berekspansi secara internasional? Serta apa yang menjadi kehandalan dari masing-masing kantor cabang BNI di luar negeri?
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar akan hadir di program The Indonesia Economic Club membahas “Ekspansi di Tengah Pandemi” Kamis, 4 Maret 2021. Dipandu Apreyvita Dyah Wulansari dan Rhenald Kasali secara langsung pukul 20.30 WIB di stasiun televisi berita milik MNC Group, iNews. Anda yang memiliki mobilitas dan tidak sempat menyimak di depan layar kaca, dapat mengikuti program ini melalui laman www.rctiplus.com dan aplikasi RCTI+, unduh segera di Google Play Store dan Apple App Store.
(maf)
tulis komentar anda