Pemecatan 7 Kader Dinilai Bakal Mempercepat KLB Demokrat
Senin, 01 Maret 2021 - 17:04 WIB
Ketiadaan raison d'etre karena Demokrat tidak memiliki tokoh yang mumpuni, dan hilangnya elan vital dalam Demokrat membuat survei elektabilitas Demokrat merosot. Bahkan survei salah satu media ternama pada Agustus 2020, Demokrat terperosok dalam kubangan parliamentary threshold 3,6%. Angka elektabilitas yang mencerminkan kepemimpinan AHY.
Penyebabnya, lanjut Ninoy, karena AHY ditarik dari militer dengan pangkat mayor, maka dia sebenarnya belum matang sebagai calon pemimpin. Pencalonan AHY di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 menjadi contoh kegagalan politik peram mangga, AHY dipaksa matang oleh SBY. Akibatnya AHY hanya berperan sebagai pemecah suara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terbukti suara kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 58% adalah akumulasi suara di putaran pertama dengan 17% suara AHY-Sylviana Murni.
Kegagalan kepemimpinan Demokrat di bawah SBY dan AHY makin terbukti di Pileg 2019. Suara Demokrat hanya 7,77 alias 54 kursi DPR. Di pemilu legislatif 2014 PD meraih 61 kursi, sebelumnya di 2009 memiliki 148 kursi di DPR.
"Makin merosotnya suara Demokrat, selain sudah tidak memiliki elan vital dan rasion d'etre, ditambah kepempimpinan yang tidak mumpuni, membuat partai kehilangan daya tarik," kata Ninoy.
Terlebih lagi SBY memecat tujuh kader dan tokoh Demokrat yakni Darmizal, Tri Yulianto, Yus Sudarso, Jhoni Alen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, Ahmad Yahya dan Marzuki Alie.
"Pemecatan terhadap tujuh kader dan mengangkat isu kudeta untuk menaikkan elektabilitas menjadi blunder AHY dan SBY, apalagi ditambah gencarnya pemberitaan di media dan media sosial, justru akan mengakselerasi KLB Demokrat benar-benar terwujud, saya prediksi minimal akan muncul kepemimpinan ganda di Demokrat," kata Ninoy.
Penyebabnya, lanjut Ninoy, karena AHY ditarik dari militer dengan pangkat mayor, maka dia sebenarnya belum matang sebagai calon pemimpin. Pencalonan AHY di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 menjadi contoh kegagalan politik peram mangga, AHY dipaksa matang oleh SBY. Akibatnya AHY hanya berperan sebagai pemecah suara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terbukti suara kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 58% adalah akumulasi suara di putaran pertama dengan 17% suara AHY-Sylviana Murni.
Kegagalan kepemimpinan Demokrat di bawah SBY dan AHY makin terbukti di Pileg 2019. Suara Demokrat hanya 7,77 alias 54 kursi DPR. Di pemilu legislatif 2014 PD meraih 61 kursi, sebelumnya di 2009 memiliki 148 kursi di DPR.
"Makin merosotnya suara Demokrat, selain sudah tidak memiliki elan vital dan rasion d'etre, ditambah kepempimpinan yang tidak mumpuni, membuat partai kehilangan daya tarik," kata Ninoy.
Terlebih lagi SBY memecat tujuh kader dan tokoh Demokrat yakni Darmizal, Tri Yulianto, Yus Sudarso, Jhoni Alen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, Ahmad Yahya dan Marzuki Alie.
"Pemecatan terhadap tujuh kader dan mengangkat isu kudeta untuk menaikkan elektabilitas menjadi blunder AHY dan SBY, apalagi ditambah gencarnya pemberitaan di media dan media sosial, justru akan mengakselerasi KLB Demokrat benar-benar terwujud, saya prediksi minimal akan muncul kepemimpinan ganda di Demokrat," kata Ninoy.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda