Pandemi Covid-19 Diprediksi Ciptakan 8,5 Juta Penduduk Miskin Baru
Jum'at, 26 Februari 2021 - 14:26 WIB
JAKARTA - Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia memprediksi jumlah penduduk miskin baru hingga Desember 2020 mencapai 8,5 juta akibat pandemi Covid-19 . Peran komunitas dinilai dapat membantu pemerintah dalam mengatasi penduduk miskin itu.
Sekretaris Nasional Rekan Indonesia Adjie Rimbawan mengatakan, akibat pola penanggulangan Covid-19 yang diterapkan pemerintah pusat secara ugal-ugalan membuat pandemi tidak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin, tapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru.
Rekan Indonesia mencatat sedikitnya 6,4 juta penduduk Indonesia telah kehilangan pekerjaan sampai dengan Oktober 2020. Sementara hasil survei terbaru yang melibatkan 5.000 pencari kerja menemukan bahwa 35 persen pekerja dipecat dan 19 persen dirumahkan sementara akibat Covid-19. "Indonesia tengah memasuki resesi," kata Adjie melalui keterangan persnya, Jumat (26/2/2021).
(Baca:Satgas Sebut Sebanyak 20.816 Posko Penanganan COVID-19 Telah Terbentuk)
Adjie mengatakan, peran komunitas sangat vital dalam penanggulangan kebencanaan, termasuk pandemi Covid-19 bagi Indonesia dengan struktur masyarakat yang kolektif. Apalagi sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah gagal dalam mengkomunikasikan risiko dan langkah pencegahan secara efektif.
Menurut Adjie sistem komunitas dapat membantu pemerintah dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus dari masyarakat lokal dan kelompok-kelompok rentan. "Kelompok rentan seperti keluarga miskin atau masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh ibu kota, membutuhkan dukungan khusus yang tepat sasaran," kata Adjie.
Adjie berpandangan, kelompok-kelompok tersebut harus dijangkau secara efektif oleh program bantuan sosial dari pemerintah. Mereka adalah lapisan masyarakat yang tidak saja lebih rentan untuk tertular virus, namun juga cenderung untuk tidak mematuhi protokol kesehatan karena alasan ekonomi.
Terkait hal itu, Rekan Indonesia yang memperingati milad ke-9, akan mengadakan dialog publik yang mengangkat tema "Membangun Partisipasi Aktif Warga Dalam Preventif Dan Promotif Kesehatan" pada Sabtu besok (27/2) di Jakarta.
(Baca:Angka Kemiskinan Bertambah, Muhaimin: Persoalan Ekonomi Jadi PR Serius)
Dialog publik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada kader dan anggota Rekan Indonesia akan pentingnya pembangunan preventif dan promotif kesehatan.
Dialog publik akan menghadirkan narasumber Brigjen (Purn) dr. Alexander Ginting (Satgas Covid-19 Kemenkes, dan ahli pandemologi), Slamet Budiarto (Wakil Ketua Umum PB IDI), Widyastuti (Kepala Dinkes DKI Jakarta), dan Agung Nugroho (Ketua Nasional Rekan Indonesia).
Selain itu, Rekan Indonesia juga akan menyerahkan Rekan Indonesia Award kepada rumah sakit terbaik pelayanan kesehatannya, BUMN/BUMD paling peduli Covid-19, media massa online paling peduli isu kesehatan, dan kader erbaik Rekan Indonesia 2020
Sekretaris Nasional Rekan Indonesia Adjie Rimbawan mengatakan, akibat pola penanggulangan Covid-19 yang diterapkan pemerintah pusat secara ugal-ugalan membuat pandemi tidak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin, tapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru.
Rekan Indonesia mencatat sedikitnya 6,4 juta penduduk Indonesia telah kehilangan pekerjaan sampai dengan Oktober 2020. Sementara hasil survei terbaru yang melibatkan 5.000 pencari kerja menemukan bahwa 35 persen pekerja dipecat dan 19 persen dirumahkan sementara akibat Covid-19. "Indonesia tengah memasuki resesi," kata Adjie melalui keterangan persnya, Jumat (26/2/2021).
(Baca:Satgas Sebut Sebanyak 20.816 Posko Penanganan COVID-19 Telah Terbentuk)
Adjie mengatakan, peran komunitas sangat vital dalam penanggulangan kebencanaan, termasuk pandemi Covid-19 bagi Indonesia dengan struktur masyarakat yang kolektif. Apalagi sampai saat ini, pemerintah Indonesia telah gagal dalam mengkomunikasikan risiko dan langkah pencegahan secara efektif.
Menurut Adjie sistem komunitas dapat membantu pemerintah dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus dari masyarakat lokal dan kelompok-kelompok rentan. "Kelompok rentan seperti keluarga miskin atau masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh ibu kota, membutuhkan dukungan khusus yang tepat sasaran," kata Adjie.
Adjie berpandangan, kelompok-kelompok tersebut harus dijangkau secara efektif oleh program bantuan sosial dari pemerintah. Mereka adalah lapisan masyarakat yang tidak saja lebih rentan untuk tertular virus, namun juga cenderung untuk tidak mematuhi protokol kesehatan karena alasan ekonomi.
Terkait hal itu, Rekan Indonesia yang memperingati milad ke-9, akan mengadakan dialog publik yang mengangkat tema "Membangun Partisipasi Aktif Warga Dalam Preventif Dan Promotif Kesehatan" pada Sabtu besok (27/2) di Jakarta.
(Baca:Angka Kemiskinan Bertambah, Muhaimin: Persoalan Ekonomi Jadi PR Serius)
Dialog publik ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada kader dan anggota Rekan Indonesia akan pentingnya pembangunan preventif dan promotif kesehatan.
Dialog publik akan menghadirkan narasumber Brigjen (Purn) dr. Alexander Ginting (Satgas Covid-19 Kemenkes, dan ahli pandemologi), Slamet Budiarto (Wakil Ketua Umum PB IDI), Widyastuti (Kepala Dinkes DKI Jakarta), dan Agung Nugroho (Ketua Nasional Rekan Indonesia).
Selain itu, Rekan Indonesia juga akan menyerahkan Rekan Indonesia Award kepada rumah sakit terbaik pelayanan kesehatannya, BUMN/BUMD paling peduli Covid-19, media massa online paling peduli isu kesehatan, dan kader erbaik Rekan Indonesia 2020
(muh)
tulis komentar anda