Vaksin Nusantara Bermula dari Perintah Lisan Presiden Jokowi
Selasa, 16 Februari 2021 - 20:01 WIB
JAKARTA - Sejumlah anggota Komisi IX DPR berkunjung ke Rumah Sakit Karyadi, Semarang, untuk mengetahaui kelanjutan pengembangan vaksin Covid-19 yang diberi nama Vaksin Nusantasa (Vaknus).
Vaknus mulai dikembangkan September tahun lalu dan saat ini sudah sampai tahap uji klinis fase kedua. Vaknus adalah vaksin berbasis sel dendritik yang sebelumnya telah dikembangkan oleh AIVITA Biomedical Inc di California, Amerika Serikat.
Inisiator Vaknus, Terawan Agus Putranto, mengatakan, bila lolos semua tahap uji klinis di semua tahap dan mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Vaknus akan diproduksi secara massal. “Bisa diproduksi hingga 10 juta dosis per bulan,” kata mantan Menteri Kesehatan itu, dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (16/2/2021).
Terawan mengatakan, Indonesia harus mampu memproduksi vaksin Covid-19. "Kita harus punya kemampuan mandiri untuk membuat vaksin yang platformnya individual," bebernya.
Pengembangan Vaknus melibatkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Diponegoro Semarang dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Vaknus direkayasa aman untuk segala usia, mulai dari anak-anak di bawah 17 tahun sampai usia di atas 60 tahun. Juga aman untuk orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Menurut mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andi, pengembangan Vaknus bermula dari perintah lisan Presiden Jokowi ke Terawan Agus Putrato saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan. “Waktu itu Pak Terawan diperintah Presiden Jokowi untuk mendapatkan menvaksin Covid-19 yang aman bagi anak-anak dan pasien Covid-19 yang punya penyakit penyerta,” katanya.
Andi memaparkan, Presiden Jokowi memberi perintah pada Agustus 2020 dan satu bulan kemudian Terawan membentuk tim untuk mengembangkan Vaknus. “Seperti kita tahu, saat ini Vaknus sudah sampai uji klinis tahap kedua,” katanya.
Vaknus mulai dikembangkan September tahun lalu dan saat ini sudah sampai tahap uji klinis fase kedua. Vaknus adalah vaksin berbasis sel dendritik yang sebelumnya telah dikembangkan oleh AIVITA Biomedical Inc di California, Amerika Serikat.
Inisiator Vaknus, Terawan Agus Putranto, mengatakan, bila lolos semua tahap uji klinis di semua tahap dan mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Vaknus akan diproduksi secara massal. “Bisa diproduksi hingga 10 juta dosis per bulan,” kata mantan Menteri Kesehatan itu, dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (16/2/2021).
Terawan mengatakan, Indonesia harus mampu memproduksi vaksin Covid-19. "Kita harus punya kemampuan mandiri untuk membuat vaksin yang platformnya individual," bebernya.
Pengembangan Vaknus melibatkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Universitas Diponegoro Semarang dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Vaknus direkayasa aman untuk segala usia, mulai dari anak-anak di bawah 17 tahun sampai usia di atas 60 tahun. Juga aman untuk orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Menurut mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andi, pengembangan Vaknus bermula dari perintah lisan Presiden Jokowi ke Terawan Agus Putrato saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan. “Waktu itu Pak Terawan diperintah Presiden Jokowi untuk mendapatkan menvaksin Covid-19 yang aman bagi anak-anak dan pasien Covid-19 yang punya penyakit penyerta,” katanya.
Andi memaparkan, Presiden Jokowi memberi perintah pada Agustus 2020 dan satu bulan kemudian Terawan membentuk tim untuk mengembangkan Vaknus. “Seperti kita tahu, saat ini Vaknus sudah sampai uji klinis tahap kedua,” katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda