Satgas Berharap Plasma Konvalesen Bisa Menurunkan Kasus Aktif COVID-19 dengan Cepat
Kamis, 11 Februari 2021 - 17:06 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito mengatakan terapi plasma konvalesen bisa bermanfaat menurunkan kasus aktif COVID-19 dengan cepat. Kasus aktif COVID-19 merupakan terkonfirmasi positif yang saat ini sedang dirawat ataupun menjalankan isolasi di rumah sakit.
Wiku pun menjelaskan jika penambahan kasus COVID-19 masih terjadi meskipun angkanya fluktuatif. “Saya atas nama Satgas COVID-19 menyampaikan beberapa hal penting menjadi landasan plasma konvalesen ini. Kalau kita lihat pertama adalah kaitannya dengan kondisi kasus yang ada, kondisinya per kemarin yaitu tanggal 10 Februari," ujar Wiku dalam Webinar Plasma Konvalesen Pada Penanganan COVID-19, Kamis (11/2/2021).
Jadi penambahan kasus hari ini memang fluktuatif. Beberapa waktu terakhir di atas 10.000, bahkan sampai dengan 14.000. Tapi sekarang sudah turun dari menjadi di bawah 10.000,” imbuh dia.
Meskipun, kata Wiku, ada beberapa kasus positif COVID-19 yang kasus lama yang baru masuk pencatatan. “Salah satunya dari Jawa Barat yang jumlahnya masih cukup banyak yang kasus lama belum masuk,” katanya.
“Dan ini berpotensi membuat kita melihat jumlah kasus ini menjadi bias dalam pengambilan keputusan. Sehingga kita sedang mengusahakan agar pencatatannya bisa dipisahkan antara data sekarang dengan data yang lalu yang belum masuk,” sambung Wiku.
Wiku mengatakan kasus aktif COVID-19 di Indonesia saat ini 14,2% lebih rendah dibandingkan dengan persentase dunia yakni 14,2%. “Dan kalau kita lihat dari jumlah kasus aktifnya kita 14,2% ini yang harus kita tekan terus. Dimana kasus aktif di dunia 23,61%,” jelas Wiku.
Sehingga, tegas Wiku, diharapkan plasma konvalesen bisa menurunkan kasus aktif COVID-19 ini dengan cepat karena pengobatan dan terapinya efektif. “Jadi plasma konvalesen tentunya nantinya akan bermanfaat untuk memastikan bahwa jumlah kasus aktif ini bisa turun cepat, karena pengobatannya, atau terapinya efektif,” katanya.
Sementara itu, kasus sembuhnya juga bisa meningkat. “Kita sudah 83,1%, pastinya harapannya adalah 100%. Dan kita lebih baik daripada dunia yang 74,05%,” kata Wiku.
Namun, Wiku menambahkan saat ini angka kematian akibat COVID-19 masih tinggi. “Tetapi jumlah kasus meninggal kita kumulatifnya sudah di atas 32.000 dengan persentase 2,7% dimana dunia 2,9%. Angka ini sebenarnya sudah turun terus. Dan inilah gunanya target kita untuk bisa mendorong agar kasusnya bisa turun terus,” tutupnya.
Wiku pun menjelaskan jika penambahan kasus COVID-19 masih terjadi meskipun angkanya fluktuatif. “Saya atas nama Satgas COVID-19 menyampaikan beberapa hal penting menjadi landasan plasma konvalesen ini. Kalau kita lihat pertama adalah kaitannya dengan kondisi kasus yang ada, kondisinya per kemarin yaitu tanggal 10 Februari," ujar Wiku dalam Webinar Plasma Konvalesen Pada Penanganan COVID-19, Kamis (11/2/2021).
Jadi penambahan kasus hari ini memang fluktuatif. Beberapa waktu terakhir di atas 10.000, bahkan sampai dengan 14.000. Tapi sekarang sudah turun dari menjadi di bawah 10.000,” imbuh dia.
Meskipun, kata Wiku, ada beberapa kasus positif COVID-19 yang kasus lama yang baru masuk pencatatan. “Salah satunya dari Jawa Barat yang jumlahnya masih cukup banyak yang kasus lama belum masuk,” katanya.
“Dan ini berpotensi membuat kita melihat jumlah kasus ini menjadi bias dalam pengambilan keputusan. Sehingga kita sedang mengusahakan agar pencatatannya bisa dipisahkan antara data sekarang dengan data yang lalu yang belum masuk,” sambung Wiku.
Wiku mengatakan kasus aktif COVID-19 di Indonesia saat ini 14,2% lebih rendah dibandingkan dengan persentase dunia yakni 14,2%. “Dan kalau kita lihat dari jumlah kasus aktifnya kita 14,2% ini yang harus kita tekan terus. Dimana kasus aktif di dunia 23,61%,” jelas Wiku.
Sehingga, tegas Wiku, diharapkan plasma konvalesen bisa menurunkan kasus aktif COVID-19 ini dengan cepat karena pengobatan dan terapinya efektif. “Jadi plasma konvalesen tentunya nantinya akan bermanfaat untuk memastikan bahwa jumlah kasus aktif ini bisa turun cepat, karena pengobatannya, atau terapinya efektif,” katanya.
Sementara itu, kasus sembuhnya juga bisa meningkat. “Kita sudah 83,1%, pastinya harapannya adalah 100%. Dan kita lebih baik daripada dunia yang 74,05%,” kata Wiku.
Namun, Wiku menambahkan saat ini angka kematian akibat COVID-19 masih tinggi. “Tetapi jumlah kasus meninggal kita kumulatifnya sudah di atas 32.000 dengan persentase 2,7% dimana dunia 2,9%. Angka ini sebenarnya sudah turun terus. Dan inilah gunanya target kita untuk bisa mendorong agar kasusnya bisa turun terus,” tutupnya.
(kri)
tulis komentar anda