3 Alasan Risma Terus Dihujani Kritik
Minggu, 24 Januari 2021 - 07:31 WIB
Sedangkan alasan kedua, Kunto menilai Risma adalah sosok politikus yang populis jika dilihat sepak terjangnya dari wali kota Surabaya. "Populis dalam artian dia seakan-akan tahu apa yang diinginkan oleh massa, warga atau pemilih," ungkapnya.
Blusukan Risma itu pun dianggap sebagai bentuk kritik terhadap elite politik yang tidak berbuat apa-apa. "Jadi, itu bentuk populisme dari Bu Risma, satu sisi dia mendapatkan banyak pujian, tapi di sisi lain dia dicaci oleh banyak elite politisi yang lain karena merasa diserang oleh Bu Risma. Jadi, itu alasan kedua kenapa banyak politisi lain yang negatif komentar dan sifatnya tidak suportif dengan apa yang dilakukan oleh Bu Risma," tuturnya.
Baca Juga: 65 Terpidana Korupsi KPK Ramai-ramai Ajukan PK ke MA
Kunto mengungkapkan, bentuk populisme itu sedang nge-tren di seluruh dunia. "Saya enggak bilang populisme ini baik atau buruk, namun itulah jalur atau strategi politik yang diambil oleh Bu Risma ," katanya.
Baca juga: Menelisik 'Panggung Belakang' Risma yang Dinilai Bikin Gerah Elit Politik
Adapun alasan ketiga, Kunto mengatakan bahwa para politikus yang berseberangan atau tidak sejalan dengan PDIP menilai Risma sedang dijagokan sebagai jabatan barunya, Mensos. "Untuk kalau enggak DKI 1 ya mungkin untuk posisi lain yang lebih besar di 2024. Ini kan ada jago-jago yang kemudian tampak dielus dan Bu Risma salah satunya. Dan tentu saja mereka dari partai yang berseberangan atau dari oposisi atau dari kompetitor ingin sekali menjatuhkan reputasi dan elektabilitas Bu Risma, jadi itu konsekuensi yang logis sebagai politisi, enggak selamanya akan smooth," imbuhnya.
Baca Juga: Prajurit TNI Berkaki Satu Sukses Jadi Petani Lengkeng dengan Omzet Ratusan Juta
Maka itu, Kunto memprediksi bahwa sampai 2024 mendatang, Risma akan terus mendapatkan angin kritik. "Apalagi kalau tingkah dan ucapannya semakin menggemaskan, tentu saja akan semakin sering dikritik," pungkasnya.
Blusukan Risma itu pun dianggap sebagai bentuk kritik terhadap elite politik yang tidak berbuat apa-apa. "Jadi, itu bentuk populisme dari Bu Risma, satu sisi dia mendapatkan banyak pujian, tapi di sisi lain dia dicaci oleh banyak elite politisi yang lain karena merasa diserang oleh Bu Risma. Jadi, itu alasan kedua kenapa banyak politisi lain yang negatif komentar dan sifatnya tidak suportif dengan apa yang dilakukan oleh Bu Risma," tuturnya.
Baca Juga: 65 Terpidana Korupsi KPK Ramai-ramai Ajukan PK ke MA
Kunto mengungkapkan, bentuk populisme itu sedang nge-tren di seluruh dunia. "Saya enggak bilang populisme ini baik atau buruk, namun itulah jalur atau strategi politik yang diambil oleh Bu Risma ," katanya.
Baca juga: Menelisik 'Panggung Belakang' Risma yang Dinilai Bikin Gerah Elit Politik
Adapun alasan ketiga, Kunto mengatakan bahwa para politikus yang berseberangan atau tidak sejalan dengan PDIP menilai Risma sedang dijagokan sebagai jabatan barunya, Mensos. "Untuk kalau enggak DKI 1 ya mungkin untuk posisi lain yang lebih besar di 2024. Ini kan ada jago-jago yang kemudian tampak dielus dan Bu Risma salah satunya. Dan tentu saja mereka dari partai yang berseberangan atau dari oposisi atau dari kompetitor ingin sekali menjatuhkan reputasi dan elektabilitas Bu Risma, jadi itu konsekuensi yang logis sebagai politisi, enggak selamanya akan smooth," imbuhnya.
Baca Juga: Prajurit TNI Berkaki Satu Sukses Jadi Petani Lengkeng dengan Omzet Ratusan Juta
Maka itu, Kunto memprediksi bahwa sampai 2024 mendatang, Risma akan terus mendapatkan angin kritik. "Apalagi kalau tingkah dan ucapannya semakin menggemaskan, tentu saja akan semakin sering dikritik," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda