Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi
Jum'at, 22 Januari 2021 - 21:01 WIB
JAKARTA - Isu kesehatan mental sama pentingnya dengan isu kesehatan fisik. Setiap orang pasti pernah atau sedang mengalami masalah dengan kesehatan mental.
Pengajar Fakultas Biomedicine, Indonesia International Institute for Life-Sciences ( i3L ), Dina Atrasina Satriawan menjelaskan terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang selama pandemi COVID-19. Contohnya isolasi, kehilangan pekerjaan, ketakutan akan infeksi COVID-19 , maupun duka cita akibat kehilangan teman atau keluarga.
“Faktor-faktor ini tentunya meningkatkan rasa cemas dan stres sehingga dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan jiwa maupun memperburuk kondisi yang sudah ada sebelumnya,” ujar Dina dalam keterangannya, Jumat (22/1/2020).
Masalah psikologis yang dapat muncul selama pandemi COVID-19 cukup beragam. Kondisi isolasi sosial atau kesepian (loneliness) yang timbul akibat karantina, isolasi mandiri, work/school-from-home, maupun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dapat menyebabkan gejala depresi, kecemasan, gangguan tidur, gangguan makan, bahkan, keinginan untuk bunuh diri.
Selain itu, penelitian juga telah menunjukkan bahwa orang yang kehilangan atau berisiko kehilangan pekerjaan akibat pandemi lebih rentan terkena gangguan penggunaan alkohol atau zat.
Dia melihat tenaga kesehatan di garis depan pandemi COVID-19 juga banyak mengalami kelelahan mental (burnout) serta tekanan psikologis yang akut. Sedangkan infeksi COVID-19 sendiri dapat menyebabkan komplikasi saraf dan mental yang menyebabkan kebingungan (delirium) dan kegelisahan (agitasi) hebat.
Baca juga: Bukti Menunjukkan Varian Baru COVID-19 Inggris Lebih Mematikan
Menurutnya, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Hal ini menjadi sebuah dilema ketika kita dihadapkan pada kondisi isolasi akibat pandemi COVID-19.
Di satu sisi, isolasi dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, tetapi di sisi lain, isolasi menjaga diri kita sendiri dan orang lain dari transmisi COVID-19. “Oleh karena itu, isolasi tetap sangat penting untuk dilakukan, namun, kita dapat melakukan beberapa tindakan untuk memitigasi dampak isolasi tersebut,” jelasnya.
Pengajar Fakultas Biomedicine, Indonesia International Institute for Life-Sciences ( i3L ), Dina Atrasina Satriawan menjelaskan terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang selama pandemi COVID-19. Contohnya isolasi, kehilangan pekerjaan, ketakutan akan infeksi COVID-19 , maupun duka cita akibat kehilangan teman atau keluarga.
“Faktor-faktor ini tentunya meningkatkan rasa cemas dan stres sehingga dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan jiwa maupun memperburuk kondisi yang sudah ada sebelumnya,” ujar Dina dalam keterangannya, Jumat (22/1/2020).
Masalah psikologis yang dapat muncul selama pandemi COVID-19 cukup beragam. Kondisi isolasi sosial atau kesepian (loneliness) yang timbul akibat karantina, isolasi mandiri, work/school-from-home, maupun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dapat menyebabkan gejala depresi, kecemasan, gangguan tidur, gangguan makan, bahkan, keinginan untuk bunuh diri.
Selain itu, penelitian juga telah menunjukkan bahwa orang yang kehilangan atau berisiko kehilangan pekerjaan akibat pandemi lebih rentan terkena gangguan penggunaan alkohol atau zat.
Dia melihat tenaga kesehatan di garis depan pandemi COVID-19 juga banyak mengalami kelelahan mental (burnout) serta tekanan psikologis yang akut. Sedangkan infeksi COVID-19 sendiri dapat menyebabkan komplikasi saraf dan mental yang menyebabkan kebingungan (delirium) dan kegelisahan (agitasi) hebat.
Baca juga: Bukti Menunjukkan Varian Baru COVID-19 Inggris Lebih Mematikan
Menurutnya, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Hal ini menjadi sebuah dilema ketika kita dihadapkan pada kondisi isolasi akibat pandemi COVID-19.
Di satu sisi, isolasi dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, tetapi di sisi lain, isolasi menjaga diri kita sendiri dan orang lain dari transmisi COVID-19. “Oleh karena itu, isolasi tetap sangat penting untuk dilakukan, namun, kita dapat melakukan beberapa tindakan untuk memitigasi dampak isolasi tersebut,” jelasnya.
tulis komentar anda