Vaksinasi sebagai Harapan dan Solusi

Jum'at, 22 Januari 2021 - 05:15 WIB
Kedua, angka reproduksi virus rendah yang bisa diperoleh dengan melandaikan kurva, dengan melakukan strategi 3 T (Testing, Tracing, Treatment) dan 3 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) dengan optimal.

Ketiga adalah vaccine coverage atau seberapa banyak penduduk atau orang yang mau divaksin. Semakin banyak orang yang mau divaksin, semakin besar juga peluang terjadinya keberhasilan herd immnunity.

Keempat, peran serta dan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan edukasi yang masif dan efektif. Kelima, dokumentasi hendaknya selalu dipantau waktu dan dosis terhadap setiap orang agar mendapatkan hasil yang optimal. Orang yang sudah divaksin juga tetap bisa tertular Covid-19 bila jeda penyuntikan pertama dan kedua terlalu cepat atau lambat. Jika nantinya dinyatakan jeda penyuntikan pertama dan kedua berjarak 14 hari, masyarakat harus mematuhinya karena hal tersebut merupakan syarat utama agar vaksin bekerja dengan baik untuk memunculkan antibodi.

Masyarakat tak boleh terlambat atau disuntik lebih awal dari ketentuan waktu yang ditetapkan saat menjalani penyuntikan kedua. Dalam dunia epidemiologi, istilah itu dinamakan valid doses (dosis valid). Kegagalan dalam memenuhi syarat valid doses bisa berimbas pada kegagalan tercapainya herd immunity.

Bagaimana pemerintah mampu mendokumentasikan dan melacak orang, terutama untuk dosis kedua? Berapa banyak orang yang benar-benar dapat divaksinasi oleh pemerintah setempat per minggu?

Perlu berkaca pada kejadian vaksinasi difteri di Jawa Timur pada 2017 yang memunculkan immunity gap. Immunity gap yaitu kesenjangan atau kekosongan kekebalan di kalangan penduduk di suatu daerah. Kekosongan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri karena kelompok tersebut tidak mendapat vaksinasi atau tidak lengkap vaksinasinya.

Ini perlu diantisipasi pada vaksinasi Covid-19. Apalagi, mengingat saat ini proses vaksinasi akan berkejaran dengan lonjakan kasus per harinya. Karena itu dibutuhkan upaya strategis, sinergis, dan taktis agar cakupan dan kelengkapan vaksinasi tepat sasaran dan tepat waktu. Sudah saatnya menerapkan sistem berbasis teknologi dalam proses vaksinasi yang mana setiap penerima vaksin telah didata secara lengkap dan dipantau secara rutin dan terperinci.

Prioritas Sasaran

Hal lain yang juga tak kalah penting adalah sasaran vaksinasi. Pada tahap 2 vaksinasi nanti kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun) akan jadi sasaran. Vaksinasi pada kelompok ini sering menghasilkan gejala infeksi yang relatif lebih tinggi.

Kemanjuran vaksin, jenis kekebalan, cakupan target, dan kecepatan distribusi secara signifikan akan memengaruhi efektivitas strategi dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai cakupan target.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More