PDIP Sukses Antar Ganjar-Puan-Risma Masuk Bursa Capres 2024, Partai Lain Gagal Lakukan Kaderisasi?
Rabu, 13 Januari 2021 - 09:06 WIB
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) 'sukses' menempatkan sejumlah kader seperti Ganjar Pranowo , Puan Maharani , dan Tri Rismaharini dalam bursa capres 2024 . Sementara, partai lainnya tampak tetap hanya mengandalkan ketua umumnya. Kenapa hal ini terjadi?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kegagalan partai mengusung kader karena partai tersebut lebih dominan memberikan kesempatan kapada ketua umum mereka dan cenderung mengakomodir kekuatan oligarki dan dinasti politik.
Baca juga: Pilpres 2024, Duet Anies-AHY Bisa Mengimbangi Ganjar-Sandi
Menurut Dedi, fenomena Jokowi, Ganjar, Puan, atau Risma di PDIP misalnya, tidak serta-merta hasil kaderisasi, tetapi faktor momentum yang tidak selalu muncul. "Hanya saja, PDIP berhasil mengakumulasi loyalis yang hingga kini masih terbesar, besarnya porsi loyalis berpengaruh pada popularitas kadernya," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Rabu (13/1/2021).
( ).
Selain itu, Dedi mengatakan, PDIP memiliki kekuatan yang tidak ada di parpol lain, yakni semi-pengultusan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri . Hal ini menurutnya juga berlaku di Partai Gerindra, dengan power yang dimiliki Prabowo Subianto.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, jika dari sisi kaderisasi, sebenarnya Golkar bisa saja yang terbaik. Hal ini bisa dilihat dari rerata politisi Golkar yang seirama, dengan popularitas dan ritme kerja yang berimbang sesama kader.
( ).
Dia melanjutkan, kondisi ini juga dialami oleh parpol lain sehingga muncul pendapat yang menyatakan partai gagal dalam melakukan kaderisasi tokoh potensial di 2024. "Dengan kondisi ini, PDIP sedang dalam masa momentum terbaik," tandas Dedi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kegagalan partai mengusung kader karena partai tersebut lebih dominan memberikan kesempatan kapada ketua umum mereka dan cenderung mengakomodir kekuatan oligarki dan dinasti politik.
Baca juga: Pilpres 2024, Duet Anies-AHY Bisa Mengimbangi Ganjar-Sandi
Menurut Dedi, fenomena Jokowi, Ganjar, Puan, atau Risma di PDIP misalnya, tidak serta-merta hasil kaderisasi, tetapi faktor momentum yang tidak selalu muncul. "Hanya saja, PDIP berhasil mengakumulasi loyalis yang hingga kini masih terbesar, besarnya porsi loyalis berpengaruh pada popularitas kadernya," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Rabu (13/1/2021).
( ).
Selain itu, Dedi mengatakan, PDIP memiliki kekuatan yang tidak ada di parpol lain, yakni semi-pengultusan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri . Hal ini menurutnya juga berlaku di Partai Gerindra, dengan power yang dimiliki Prabowo Subianto.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, jika dari sisi kaderisasi, sebenarnya Golkar bisa saja yang terbaik. Hal ini bisa dilihat dari rerata politisi Golkar yang seirama, dengan popularitas dan ritme kerja yang berimbang sesama kader.
( ).
Dia melanjutkan, kondisi ini juga dialami oleh parpol lain sehingga muncul pendapat yang menyatakan partai gagal dalam melakukan kaderisasi tokoh potensial di 2024. "Dengan kondisi ini, PDIP sedang dalam masa momentum terbaik," tandas Dedi.
(zik)
tulis komentar anda