Teka-Teki Kapolri Baru, Presiden Jokowi Pilih Siapa?
Rabu, 13 Januari 2021 - 08:24 WIB
Tak sampai di situ, isu calon orang nomor satu di Korps Bhayangkara semakin ramai diperbincangkan publik. Salah satunya informasi yang beredar bahwa Presiden Jokowi 'diam-diam' telah menunjuk Kabareskrim jenderal Sigit sebagai pengganti Idham. Bahkan, informasi masih ini mendapatkan respons yang serius, salah satunya oleh anggota Komisi III DPR asal Fraksi PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan. Bahkan, Trimed sapaan akrabnya mengaku mendengar bahwa Sigit sudah dipanggil Jokowi seminggu yang lalu.
Menanggapi rumor yang berkembang, Sigit pun buka suara mengenai hal tersebut. Sigit mengatakan dirinya tidak tahu sumber dari mana yang menyebutkan dirinya telah dipilih presiden untuk menggantikan Idham.
"Karena tidak jelas sumbernya jadi saya katakan berita tersebut hoaks saja," ujar Sigit dalam keterangannya, Selasa (12/1/2021). Sigit juga mengatakan, sebagai Kabareskrim dirinya hanya akan bekerja secara profesional dalam bidang yang ditanganinya.
Berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat tentang calon Kapolri pun menuai penilaian sejumlah pengamat. Tak sedikit dari pengamat menyatakan, bahwa presiden memiliki hak prerogratif untuk memilih siapa yang cocok menggantikan Idham.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab menilai, aroma nepotisme dalam penunjukan calon Kapolri harus dipahami sebagai wewenang penuh Presiden. Bukan berarti bahwa orang dekat yang nantinya dipilih Jokowi nirprestasi. Presiden tentunya sudah memiliki rekam jejak para perwira tinggi polisi yang akan diangkat menjadi kapolri.
"Artinya, Presiden memiliki banyak opsi siapa yang akan ditunjuk nanti. Sebab rata-rata calonnya memiliki prestasi yang baik di institusinya. Tinggal, bagaimana Jokowi menunjuk siapa yang paling tepat dalam kondisi negara saat ini," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (12/1/2021).
Menanggapi rumor yang berkembang, Sigit pun buka suara mengenai hal tersebut. Sigit mengatakan dirinya tidak tahu sumber dari mana yang menyebutkan dirinya telah dipilih presiden untuk menggantikan Idham.
"Karena tidak jelas sumbernya jadi saya katakan berita tersebut hoaks saja," ujar Sigit dalam keterangannya, Selasa (12/1/2021). Sigit juga mengatakan, sebagai Kabareskrim dirinya hanya akan bekerja secara profesional dalam bidang yang ditanganinya.
Berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat tentang calon Kapolri pun menuai penilaian sejumlah pengamat. Tak sedikit dari pengamat menyatakan, bahwa presiden memiliki hak prerogratif untuk memilih siapa yang cocok menggantikan Idham.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab menilai, aroma nepotisme dalam penunjukan calon Kapolri harus dipahami sebagai wewenang penuh Presiden. Bukan berarti bahwa orang dekat yang nantinya dipilih Jokowi nirprestasi. Presiden tentunya sudah memiliki rekam jejak para perwira tinggi polisi yang akan diangkat menjadi kapolri.
"Artinya, Presiden memiliki banyak opsi siapa yang akan ditunjuk nanti. Sebab rata-rata calonnya memiliki prestasi yang baik di institusinya. Tinggal, bagaimana Jokowi menunjuk siapa yang paling tepat dalam kondisi negara saat ini," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (12/1/2021).
(abd)
tulis komentar anda