Pilpres 2024, PKS Jangan Terlambat Memunculkan Tokoh
Senin, 11 Januari 2021 - 11:02 WIB
JAKARTA - Elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) beberapa kali menyampaikan bahwa partainya bakal mengusung kader internal untuk maju di pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres). Pernyataan tersebut disampaikan menjelang Pilpres 2014 dan 2019.
Namun, pada dua hajatan lima tahunan itu, PKS hanya sebagai partai pengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di 2014 dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di 2019. Pada akhir Desember 2020, Presiden PKS Ahmad Syaikhu pun mengungkapkan partainya bakal mengusung kader internal untuk maju di Pilpres 2024 .
Terkait hal itu, Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai PKS nampaknya untuk beberapa daerah pilkada dan level nasional masih mengikuti slogan lama. "Orang sabar disayang Allah SWT. Maka, sementara ini mereka bersabar sambil berhitung," ujar Hendri Satrio kepada SINDOnews, Senin (11/1/2021).
Hendri yakin bahwa pada saatnya nanti PKS akan mengusung calonnya sendiri untuk pilpres maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) wilayah besar. "Karena menurut saya, era belajar wait and see-nya mereka sudah hampir selesai," tutur pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) itu.
( ).
Hendri pun melihat saat ini mulai muncul tokoh-tokoh baru dari internal PKS . Dia menyebutnya sebagai tokoh-tokoh kejutan di daerah maupun di level nasional.
"Misalnya contoh kalau di daerah ada Zulkieflimansyah di NTB, kemudian di Jawa Barat misalnya ada Haru Suandharu, di Sumatera Barat ada Mahyeldi, di level nasional kan juga mulai muncul orang-orang baru seperti Ahmad Syaikhu dan Ustaz Salim yang menjadi ketua majelis syura," imbuhnya.
(Lihat Juga Foto: Eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq Kembali Jalani Sidang PK ).
Jadi, menurut dia, PKS akan menunggu, apalagi sudah sepuluh tahun belakangan ini partai itu menjadi oposisi. "Pasti akan memunculkan pemimpin baru, hanya saja pesan buat PKS jangan terlambat memunculkan tokoh karena enggak ada tokoh yang instan, tapi harus ada tokoh yang memang sudah sejak awal diperkenalkan kepada publik," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat DPP PKS Al Muzzammil Yusuf mengatakan bahwa konstelasi capres sangat ditentukan oleh syarat capres dalam undang-undang. "Jika syarat masih seperti yang lalu, semua partai dipaksa harus berkoalisi. Maka isu bursa capres dan koalisi capres baru akan matang pada akhir 2022 atau awal 2023," ujar Muzammil Yusuf.
Dia mengatakan, fokus kerja PKS saat ini adalah mengoptimalisasi peran oposisi konstruktif di DPR RI. Sedangkan di daerah, kata dia, kader, fungsionaris dan pejabat publik juga terus berkerja secara optimal.
Lebih lanjut dia mengatakan, PKS juga akan merekrut tokoh-tokoh terbaik bangsa dari segala lapisan dan levelnya, di pusat dan daerah. "Alhamdulillah sejauh ini kerja PKS sebagai oposisi mendapat respons positif publik. Terlihat dari laporan berbagai lembaga survei Pemilu. Mudah-mudahan hal ini bisa jadi modal yang bagus untuk bursa Capres 2024," pungkasnya.
Namun, pada dua hajatan lima tahunan itu, PKS hanya sebagai partai pengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di 2014 dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di 2019. Pada akhir Desember 2020, Presiden PKS Ahmad Syaikhu pun mengungkapkan partainya bakal mengusung kader internal untuk maju di Pilpres 2024 .
Terkait hal itu, Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai PKS nampaknya untuk beberapa daerah pilkada dan level nasional masih mengikuti slogan lama. "Orang sabar disayang Allah SWT. Maka, sementara ini mereka bersabar sambil berhitung," ujar Hendri Satrio kepada SINDOnews, Senin (11/1/2021).
Hendri yakin bahwa pada saatnya nanti PKS akan mengusung calonnya sendiri untuk pilpres maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) wilayah besar. "Karena menurut saya, era belajar wait and see-nya mereka sudah hampir selesai," tutur pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) itu.
( ).
Hendri pun melihat saat ini mulai muncul tokoh-tokoh baru dari internal PKS . Dia menyebutnya sebagai tokoh-tokoh kejutan di daerah maupun di level nasional.
"Misalnya contoh kalau di daerah ada Zulkieflimansyah di NTB, kemudian di Jawa Barat misalnya ada Haru Suandharu, di Sumatera Barat ada Mahyeldi, di level nasional kan juga mulai muncul orang-orang baru seperti Ahmad Syaikhu dan Ustaz Salim yang menjadi ketua majelis syura," imbuhnya.
(Lihat Juga Foto: Eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq Kembali Jalani Sidang PK ).
Jadi, menurut dia, PKS akan menunggu, apalagi sudah sepuluh tahun belakangan ini partai itu menjadi oposisi. "Pasti akan memunculkan pemimpin baru, hanya saja pesan buat PKS jangan terlambat memunculkan tokoh karena enggak ada tokoh yang instan, tapi harus ada tokoh yang memang sudah sejak awal diperkenalkan kepada publik," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat DPP PKS Al Muzzammil Yusuf mengatakan bahwa konstelasi capres sangat ditentukan oleh syarat capres dalam undang-undang. "Jika syarat masih seperti yang lalu, semua partai dipaksa harus berkoalisi. Maka isu bursa capres dan koalisi capres baru akan matang pada akhir 2022 atau awal 2023," ujar Muzammil Yusuf.
Dia mengatakan, fokus kerja PKS saat ini adalah mengoptimalisasi peran oposisi konstruktif di DPR RI. Sedangkan di daerah, kata dia, kader, fungsionaris dan pejabat publik juga terus berkerja secara optimal.
Lebih lanjut dia mengatakan, PKS juga akan merekrut tokoh-tokoh terbaik bangsa dari segala lapisan dan levelnya, di pusat dan daerah. "Alhamdulillah sejauh ini kerja PKS sebagai oposisi mendapat respons positif publik. Terlihat dari laporan berbagai lembaga survei Pemilu. Mudah-mudahan hal ini bisa jadi modal yang bagus untuk bursa Capres 2024," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda