Mengukur Peluang Para Ketua Umum Parpol di Pilpres 2024
Senin, 04 Januari 2021 - 09:58 WIB
Fadhli melanjutkan. Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto disebutnya akan tetap menjadi pilihan utama partainya, mengingat elektabilitas yang bersangkutan oleh sejumlah lembaga survei juga berada di puncak klasmen. Pria yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu cukup bersaing ketat dengan kader PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
(Baca juga : Pariwisata Bangkit, Sandi Uno Bidik 7 Juta Wisman Tahun 2021 )
Lebih lanjut Fadhli mengatakan, para Ketum parpol seperti Airlangga, Muhaimin atau Cak Imin, AHY dan Zulhas (Zulkifli Hasan) tetap berpeluang besar. Hanya saja dibutuhkan strategi yang jitu untuk menyulap elektabilitas mereka menjadi tinggi. Kapasitasnya sebagai pemimpin partai tak bisa dipandang sebelah mata.
"Saat ini elektabilitas mereka mungkin terkatrol atau terklaster dengan ketum-ketum lain. Mau AHY, Airlangga, cak Imin itu berbagi elektoral misalkan dengan ketum parpol non parlemen yang ada. Kita gak bisa pungkiri tokoh-tokoh seperti Hary Tanoe, atau prof Yusril ini. Jadi dosis elektoral saja yang masih terbagi, dan pilpres 2024 kan cukup dinamis," ujarnya.
Dengan begitu, Analis Politik asal UIN Jakarta ini meyakini, tokoh-tokoh yang merupakan pemimpin parpol akan mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. "Nah, tinggal kita ukur saja mesin-mesin parpol itu bisa maksimal atau enggak, ini menunggu waktu saja kok bagaimana mesin partai bekerja," pungkas dia.
(Baca juga : Pariwisata Bangkit, Sandi Uno Bidik 7 Juta Wisman Tahun 2021 )
Lebih lanjut Fadhli mengatakan, para Ketum parpol seperti Airlangga, Muhaimin atau Cak Imin, AHY dan Zulhas (Zulkifli Hasan) tetap berpeluang besar. Hanya saja dibutuhkan strategi yang jitu untuk menyulap elektabilitas mereka menjadi tinggi. Kapasitasnya sebagai pemimpin partai tak bisa dipandang sebelah mata.
"Saat ini elektabilitas mereka mungkin terkatrol atau terklaster dengan ketum-ketum lain. Mau AHY, Airlangga, cak Imin itu berbagi elektoral misalkan dengan ketum parpol non parlemen yang ada. Kita gak bisa pungkiri tokoh-tokoh seperti Hary Tanoe, atau prof Yusril ini. Jadi dosis elektoral saja yang masih terbagi, dan pilpres 2024 kan cukup dinamis," ujarnya.
Dengan begitu, Analis Politik asal UIN Jakarta ini meyakini, tokoh-tokoh yang merupakan pemimpin parpol akan mendapatkan respons yang positif dari masyarakat. "Nah, tinggal kita ukur saja mesin-mesin parpol itu bisa maksimal atau enggak, ini menunggu waktu saja kok bagaimana mesin partai bekerja," pungkas dia.
(maf)
tulis komentar anda