Sakit Keras, Putra Pahlawan Pembebasan Irian Barat Dibawa ke RSPAD
Kamis, 14 Mei 2020 - 17:30 WIB
JAKARTA - Yulianus Kores Dimara atau Kores, anak dari Johannes Abraham Dimara, seorang putra Papua pertama berpangkat Mayor yang ikut bertempur dalam pembebasan Irian Barat dilarikan ke rumah sakit akibat penyakit TBC yang dideritanya.
Ketua Tim Penanggulangan Bencana (PBN) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Joudy Ante menganggap, ayah Kores berjasa terhadap Irian Barat atau sekarang disebut Papua, yang menjadi inspirasi Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta. (Baca juga: Update Corona 14 Mei: 16.006 Positif, 3.518 Sembuh, dan 1.043 Meninggal)
"PKPI hormat setinggi-tingginya kepada setiap Pahlawan Nasional. Mereka sudah berjuang untuk negara, dan kini saatnya kita membalas jasa melalui keluarga mereka. PKPI juga membuktikan partai yang peduli terhadap keluarga prajurit dan pejuang," ujar Joudy kepada SINDOnews, Kamis (14/5/2020).
Semasa hidupnya, kata dia, Mayor Johannes meraih 6 penghargaan Satyalancana. Dua di antaranya Satyalancana Gerakan Operasi Militer III dan Perintis Pergerakan Kemerdekaan. Atas jasa-jasanya, Presiden Soekarno mengabadikan tokoh Johannes Dimara sebagai figur monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Mengetahui Kores, putra dari Mayor Johannes tengah sakit parah, pihaknya langsung menjemput ke rumah kosnya yang terletak di bilangan Cipulir, Jakarta Selatan untuk dibawa ke RSPAD Gatot Subroto. Kores sebelumnya sempat ditolak beberapa RS, melihat kondisinya dirasa sudah tak memungkinkan untuk dirawat.
Ketua Dewan Kehormatan PKPI, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono yang lebih dulu mengetahui kejadian tersebut langsung menginstruksikan kepada Joudy untuk melakukan tindakan. "Begitu mendapat instruksi dari Ayahnda (AM Hendropriyono), kita langsung bergerak mencarikan rumah sakit. Sangat disayangkan! Tidak seharusnya pihak rumah sakit menolak seorang anggota keluarga pahlawan yang kondisinya sudah parah seperti ini. Beruntung RSPAD langsung dapat memberikan penanganan," katanya.
Joudy berharap, masyarakat Indonesia lebih peduli lagi dengan tokoh-tokoh pejuang bangsa. Ditolaknya Kores di beberapa rumah sakit, menurutnya, menunjukkan bahwa masyarakat telah abai dengan nasib para keluarga veteran yang sudah memperjuangkan kebebasan yang bisa mereka nikmati saat ini.
"Apa yang sudah kita bantu tidak seberapa dengan kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh Mayor Johannes Dimara bagi Indonesia, khususnya bagi Papua. Kita tidak boleh melupakan perjuangan-perjuangan tokoh bangsa di masa lampau," tuturnya.
Ketua Tim Penanggulangan Bencana (PBN) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Joudy Ante menganggap, ayah Kores berjasa terhadap Irian Barat atau sekarang disebut Papua, yang menjadi inspirasi Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta. (Baca juga: Update Corona 14 Mei: 16.006 Positif, 3.518 Sembuh, dan 1.043 Meninggal)
"PKPI hormat setinggi-tingginya kepada setiap Pahlawan Nasional. Mereka sudah berjuang untuk negara, dan kini saatnya kita membalas jasa melalui keluarga mereka. PKPI juga membuktikan partai yang peduli terhadap keluarga prajurit dan pejuang," ujar Joudy kepada SINDOnews, Kamis (14/5/2020).
Semasa hidupnya, kata dia, Mayor Johannes meraih 6 penghargaan Satyalancana. Dua di antaranya Satyalancana Gerakan Operasi Militer III dan Perintis Pergerakan Kemerdekaan. Atas jasa-jasanya, Presiden Soekarno mengabadikan tokoh Johannes Dimara sebagai figur monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Mengetahui Kores, putra dari Mayor Johannes tengah sakit parah, pihaknya langsung menjemput ke rumah kosnya yang terletak di bilangan Cipulir, Jakarta Selatan untuk dibawa ke RSPAD Gatot Subroto. Kores sebelumnya sempat ditolak beberapa RS, melihat kondisinya dirasa sudah tak memungkinkan untuk dirawat.
Ketua Dewan Kehormatan PKPI, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono yang lebih dulu mengetahui kejadian tersebut langsung menginstruksikan kepada Joudy untuk melakukan tindakan. "Begitu mendapat instruksi dari Ayahnda (AM Hendropriyono), kita langsung bergerak mencarikan rumah sakit. Sangat disayangkan! Tidak seharusnya pihak rumah sakit menolak seorang anggota keluarga pahlawan yang kondisinya sudah parah seperti ini. Beruntung RSPAD langsung dapat memberikan penanganan," katanya.
Joudy berharap, masyarakat Indonesia lebih peduli lagi dengan tokoh-tokoh pejuang bangsa. Ditolaknya Kores di beberapa rumah sakit, menurutnya, menunjukkan bahwa masyarakat telah abai dengan nasib para keluarga veteran yang sudah memperjuangkan kebebasan yang bisa mereka nikmati saat ini.
"Apa yang sudah kita bantu tidak seberapa dengan kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh Mayor Johannes Dimara bagi Indonesia, khususnya bagi Papua. Kita tidak boleh melupakan perjuangan-perjuangan tokoh bangsa di masa lampau," tuturnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda