3-6 Bulan ke Depan Indonesia Diprediksi Alami Masa Kritis Pandemi COVID-19
Minggu, 03 Januari 2021 - 12:09 WIB
Ia menerangkan, pemberian vaksin COVID-19 harus mendapatkan izin dari BPOM. Dia memperkirakan jika izin sudah keluar, vaksinasi Covid-19 baru akan dilakukan pada pertengahan Januari 2021.
"Dari 3 juta dosis yang sudah masuk, tahap 1 diprioritaskan untuk tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Untuk mencapai pada seluruh masyarakat mungkin butuh waktu 12 bulan atau lebih," tuturnya. ( )
Dicky kembali mengingatkan bahwa kewajiban mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mambatasi mobilisasi dan interaksi, hingga menjauhi kerumunan (5M) harus tetap dilakukan meskipun telah mendapatkan vaksin COVID-19.
"Karena akan tetap ada sebagian masyarakat yang tidak terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri," ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi kurva pandemi yang sudah melandai. Namun, fakta yang terjadi di Indonesia kurvanya masih terus naik, sehingga dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lebih lama untuk menciptakan herd immunity.
"Selama menunggu vaksin yang akan disuntikan secara bertahap, penyebaran virus yang sudah dalam kondisi tidak terkendali di Indonesia dapat menyebabkan kondisi memburuk. Akibat terburuk pandemi tidak terkendali yang dikhawatirkan selain banyaknya kematian adalah timbulnya strain baru yang merugikan," ujar dia.
Dicky menjelaskan, semakin banyak orang terpapar Covid-19, maka akan mengancam warga yang berusia lanjut dan orang yang komorbid.
(Baca juga : 504 Petugas Medis Indonesia Wafat Akibat Covid-19, Lima Besar Tertinggi di Dunia )
Ia menambahkan, orang tanpa gejala (OTG) bukan berarti tidak sakit. Hal itu lantaran riset membuktikan 50% di antaranya memiliki kerusakan organ, dan potensi masalah kesehatan jangka panjang.
"Kita tidak boleh egois, kita tidak boleh merasa baik-baik saja, meski kita bisa merasa sehat tapi bisa jadi kitalah yang menyebabkan kematian saudara, keluarga atau sahabat kita karena kelalaian kita dalam menerapkan protokol kesehatan," katanya.
"Dari 3 juta dosis yang sudah masuk, tahap 1 diprioritaskan untuk tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Untuk mencapai pada seluruh masyarakat mungkin butuh waktu 12 bulan atau lebih," tuturnya. ( )
Dicky kembali mengingatkan bahwa kewajiban mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mambatasi mobilisasi dan interaksi, hingga menjauhi kerumunan (5M) harus tetap dilakukan meskipun telah mendapatkan vaksin COVID-19.
"Karena akan tetap ada sebagian masyarakat yang tidak terproteksi akibat kondisi kesehatan dan keterbatasan dari vaksin itu sendiri," ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi pada kondisi kurva pandemi yang sudah melandai. Namun, fakta yang terjadi di Indonesia kurvanya masih terus naik, sehingga dikhawatirkan menjadi tidak efektif atau butuh waktu lebih lama untuk menciptakan herd immunity.
"Selama menunggu vaksin yang akan disuntikan secara bertahap, penyebaran virus yang sudah dalam kondisi tidak terkendali di Indonesia dapat menyebabkan kondisi memburuk. Akibat terburuk pandemi tidak terkendali yang dikhawatirkan selain banyaknya kematian adalah timbulnya strain baru yang merugikan," ujar dia.
Dicky menjelaskan, semakin banyak orang terpapar Covid-19, maka akan mengancam warga yang berusia lanjut dan orang yang komorbid.
(Baca juga : 504 Petugas Medis Indonesia Wafat Akibat Covid-19, Lima Besar Tertinggi di Dunia )
Ia menambahkan, orang tanpa gejala (OTG) bukan berarti tidak sakit. Hal itu lantaran riset membuktikan 50% di antaranya memiliki kerusakan organ, dan potensi masalah kesehatan jangka panjang.
"Kita tidak boleh egois, kita tidak boleh merasa baik-baik saja, meski kita bisa merasa sehat tapi bisa jadi kitalah yang menyebabkan kematian saudara, keluarga atau sahabat kita karena kelalaian kita dalam menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda