Kepala BPH Migas: Pertashop Tembus 1088 Lokasi, Microsite Exxon 565 Lokasi
Selasa, 29 Desember 2020 - 13:57 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M. Fanshurullah Asa menyoroti kurangnya pemerataan pertumbuhan SPBU mini Exxonmobil atau Microsite Exxonmobil di Indonesia.
Berdasarkan data BPH Migas, telah ada 565 lokasi Microsite Exxonmobil hingga akhir tahun 2020, tetapi lokasi microsite tersebut hanya ada di empat provinsi di Pulau Jawa dengan konsentrasi di Jawa Barat dan Banten.
“Bangun juga di luar Pulau Jawa, jangan hanya menumpuk di Jabar dan Banten, seperti yang telah dilakukan Pertamina di 1088 lokasi. Banyak juga lokasi di luar Jawa yang secara tekno ekonomi layak dan menguntungkan,” kata Ifan, sapa akrab M. Fanshurullah Asa dalam siaran persnya, Selasa (29/12/20).
Lebih lanjut Ifan mengatakan bahwa konsentrasi lokasi microsite ini tidak baik bagi Badan Usaha swasta di tengah inisiatif pemerintah pusat untuk membangun wilayah luar Jawa. Menurutnya, Badan Usaha memiliki peran penting untuk ikut menggerakkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia.
Ifan meminta Exxonmobil untuk mengikuti jejak PT Pertamina (Persero) yang telah membangun Pertashop, SPBU mini milik Pertamina, di luar Jawa dengan persebaran yang merata dari Marketing Operation Region (MOR) I hingga MOR VIII.
“Untuk Exxon, dari empat provinsi, mini SPBU yang dibangun tahun 2020 berlokasi 61 persen di Jawa Barat dan 36 persen di Banten,” ungkap Ifan.
Selain Exxonmobil, Kepala BPH Migas juga mengimbau Badan Usaha Ijin Niaga Umum lainnya untuk berlomba-lomba membangun SPBU mini di seluruh Indonesia, terutama yang sudah masuk ke retail penyalur seperti Shell, Total, British Petroleum, dan AKR Corporindo.
Lebih lanjut, Fanshurullah juga mengamati bahwa pembangunan microsite kerja sama Exxonmobil dengan Grup Indomobil hampir tidak ada yang melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan UMKM. Kerja sama pembangunan Microsite Exxonmobil baru sebatas sewa tanah ke masyarakat, tidak seperti skema Pertashop yang hampir semuanya melibatkan BUMDES, UMKM, bahkan dana desa untuk memacu produktivitas.
Temuan lain yang disoroti oleh Fanshurullah Asa beserta Satuan Tugas (Satgas) Natal dan Tahun Baru (Nataru) saat meninjau langsung ke salah satu Microsite Exxonmobil di Garut, Jawa Barat, Sabtu (26/12/2020) adalah dekatnya jarak antar SPBU mini.
Satgas mendapati adanya Pertashop dan Mircosite Exxonmobil yang hanya berjarak 50 meter antara satu dengan lainnya, alih-alih 5 km sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Seharusnya 10 km dari SPBU terdekat dan 5 km dari mini SPBU,” tegas Ifan. Terkait temuan ini, BPH Migas akan segera memanggil Pertamina dan Exxonmobil untuk meminta klarifikasi lebih lanjut.
Berdasarkan data BPH Migas, telah ada 565 lokasi Microsite Exxonmobil hingga akhir tahun 2020, tetapi lokasi microsite tersebut hanya ada di empat provinsi di Pulau Jawa dengan konsentrasi di Jawa Barat dan Banten.
“Bangun juga di luar Pulau Jawa, jangan hanya menumpuk di Jabar dan Banten, seperti yang telah dilakukan Pertamina di 1088 lokasi. Banyak juga lokasi di luar Jawa yang secara tekno ekonomi layak dan menguntungkan,” kata Ifan, sapa akrab M. Fanshurullah Asa dalam siaran persnya, Selasa (29/12/20).
Lebih lanjut Ifan mengatakan bahwa konsentrasi lokasi microsite ini tidak baik bagi Badan Usaha swasta di tengah inisiatif pemerintah pusat untuk membangun wilayah luar Jawa. Menurutnya, Badan Usaha memiliki peran penting untuk ikut menggerakkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia.
Ifan meminta Exxonmobil untuk mengikuti jejak PT Pertamina (Persero) yang telah membangun Pertashop, SPBU mini milik Pertamina, di luar Jawa dengan persebaran yang merata dari Marketing Operation Region (MOR) I hingga MOR VIII.
“Untuk Exxon, dari empat provinsi, mini SPBU yang dibangun tahun 2020 berlokasi 61 persen di Jawa Barat dan 36 persen di Banten,” ungkap Ifan.
Selain Exxonmobil, Kepala BPH Migas juga mengimbau Badan Usaha Ijin Niaga Umum lainnya untuk berlomba-lomba membangun SPBU mini di seluruh Indonesia, terutama yang sudah masuk ke retail penyalur seperti Shell, Total, British Petroleum, dan AKR Corporindo.
Lebih lanjut, Fanshurullah juga mengamati bahwa pembangunan microsite kerja sama Exxonmobil dengan Grup Indomobil hampir tidak ada yang melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan UMKM. Kerja sama pembangunan Microsite Exxonmobil baru sebatas sewa tanah ke masyarakat, tidak seperti skema Pertashop yang hampir semuanya melibatkan BUMDES, UMKM, bahkan dana desa untuk memacu produktivitas.
Temuan lain yang disoroti oleh Fanshurullah Asa beserta Satuan Tugas (Satgas) Natal dan Tahun Baru (Nataru) saat meninjau langsung ke salah satu Microsite Exxonmobil di Garut, Jawa Barat, Sabtu (26/12/2020) adalah dekatnya jarak antar SPBU mini.
Satgas mendapati adanya Pertashop dan Mircosite Exxonmobil yang hanya berjarak 50 meter antara satu dengan lainnya, alih-alih 5 km sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Seharusnya 10 km dari SPBU terdekat dan 5 km dari mini SPBU,” tegas Ifan. Terkait temuan ini, BPH Migas akan segera memanggil Pertamina dan Exxonmobil untuk meminta klarifikasi lebih lanjut.
(ars)
tulis komentar anda