Awas! Milenial Terancam Nganggur, Bonus Demografi Malah Jadi Beban Negara

Senin, 28 Desember 2020 - 22:08 WIB
Pandemi Covid-19 mengancam bonus demografi yang digadang-gadang bisa membuat ekonomi Indonesia melesat pesat. Foto/pixabay
JAKARTA - Tahun 2020 merupakan tonggak awal bonus demografi Indonesia. Tidak ada yang menyangka, justru di tahun 2020 inilah terjadi "badai" hebat yang memporak porandakan perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian Indonesia menuju jurang resesi. Bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan kini mulai menjadi ancaman.

Kontraksi ekonomi yang terjadi di Indonesia berimplikasi pada peningkatan angka pengangguran . Bappenas memproyeksikan jika Covid-19 ini terus berlanjut maka pada 2021, angka pengangguran di Indonesia bisa mencapai 12,7 juta orang. Angka tersebut naik dibanding 2020 yang mencapai 11 juta orang. Pada 2020, angka pengangguran bertambah 4-5 juta orang. Artinya pandemi membuat angka pengangguran naik cukup signifikan.



"Jika pandemi terus memburuk maka perekonomian juga akan memburuk sehingga akan berakibat pada terbatasnya akses lapangan kerja. Pendapatan rumah tangga turun, akibat social distancing dan penutupan sentra-sentra ekonomi," kata Hasanuddin Ali dalam Catatan Akhir Tahun 2020, Senin (28/12/2020).

(Baca: Kondisi 2021 Diyakini Bakal Lebih Baik, Ini Syaratnya)

Dikatakan Hasan, saat ini Gen Z dan milenial merupakan subjek dari bonus demografi Indonesia yang berpotensi besar menjadi pengangguran. "Jika tidak diantisipasi dengan baik maka bukan tidak mungkin milenial dan Gen Z akan menjadi beban bagi negara, bukan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya harapkan dan dielu-elukan," katanya.

Menurutnya, Gen Z dan Milenial akan memegang peran kunci bagi pemulihan ekonomi. Dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup maka mereka akan menjadi mesin pertumbuhan. Mereka akan mampu menggerakkan perekonomian melalui konsumsi rumah tangga. "Kuncinya adalah stimulus ekonomi dari pemerintah serta segera didistribusikannya vaksin Covid-19," tuturnya.

Selain jumlah mereka yang melimpah, mereka juga generasi yang adaptif dengan perubahan, khususnya perubahan teknologi. Mereka merupakan generasi yang melek digital, dan diharapkan mampu menggerakan ekonomi digital dan ekonomi kreatif Indonesia.

(Baca: Angka Pengangguran Sudah Tembus 9 Juta, Begini Tanggapan Menaker)

Selain sebagai motor penggerak ekonomi digital, Gen Z dan Milenial merupakan penentu arah politik masa depan. "Mereka akan menjadi pemilih yang dominan pada pesta demokrasi mendatang, baik itu Pilkada, Pileg maupun Pilpres," katanya.

Pada 2019 saja, lebih dari 50% pemilih merupakan Millenial. Jika ditambah Gen Z maka jumlah mereka akan mendominasi pada pesta demokrasi selanjutnya. "Milenial tidak hanya menjadi pemilih, mereka juga mulai menjadi calon legislator maupun calon kepala daerah," tuturnya.

Banyak cerita sukses pada Pileg 2019 lalu, di mana calon dari milenial terpilih menjadi wakil rakyat. Lebih dari itu, ada juga millennial yang menjadi menteri maupun staf khusus presiden. "Estafet kepemimpinan secara perlahan akan beralih ke Milenial dan kemudian ke Gen Z," tuturnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More