Kondisi 2021 Diyakini Bakal Lebih Baik, Ini Syaratnya

Senin, 28 Desember 2020 - 21:49 WIB
Menghadapi pandemi, satu-satunya pilihan adalah beradaptasi dan menyongsong 2021 dengan rasa optimistis. Foto/pixabay
JAKARTA - Tahun 2020 menjadi titik bencana terdalam yang pernah dialami manusia di zaman modern. Pandemi Covid-19 yang menimpa seluruh penjuru dunia memaksa semua orang untuk memikirkan ulang arah peradaban manusia.

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, pilihan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dengan keadaan dan menyongsong tahun 2021 dengan rasa optimistis dan percaya diri. "Rasa optimisme ini penting sebagai “vitamin” untuk memperkuat imunitas kita dalam melangkah ke depan," kata Hasanuddin Ali dalam Catatan Akhir Tahun 2020, Senin (28/12/2020).

(Baca: Politisasi Agama Dinilai Jadi Ancaman Masa Depan Bangsa)



Menurut Hasan, ada beberapa indikator yang menunjukkan ada tanda-tanda perbaikan. Pertumbuhan ekonomi mulai membaik. Kondisi ekonomi Indonesia pada Triwulan III mulai ada pergerakan dan lebih baik dibanding Triwulan II 2020. Meski masih minus, hampir semua sektor industri menunjukkan perbaikan, beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan positif, diantaranya sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, informasi dan komunikasi, serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

"Optimisme publik terkait potensi ekonomi ke depan juga baik. Survei yang dilakukan Alvara Research Center pada bulan Oktober 2020 menunjukkan 72,3 persen publik Indonesia optimistis terhadap ekonomi Indonesia satu tahun mendatang," katanya.

Selain itu, kata Hasan, anak-anak muda Indonesia juga perlu diberi ruang selebar-lebarnya untuk mengembangkan potensi. Mereka adalah milenial sebagai angkatan kerja muda dan Gen Z yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah. "Sebagai generasi yang paling terdampak Covid-19, semua stakeholder baik itu pemerintah maupun swasta harus lebih fokus membantu dua generasi ini baik dari sisi kapabilitas, jejaring, maupun peluang usaha," tuturnya.

(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diramal Melonjak Sebesar 6% di Tahun Depan)

Hal lain yang harus mendapatkan perhatian adalah polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat harus segera diakhiri atau paling tidak lebih diturunkan tensinya. "Harus ada upaya serius untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar tidak selalu hitam-putih dalam melihat segala persoalan yang terjadi," katanya.

Pada poin inilah, kata Hasan, pentingnya muncul sosok yang berani untuk mengambil posisi jalan tengah yang bisa mengurai dan merekatkan kembali dua kutub yang berseberangan. "Kehidupan yang lebih harmoni dan guyub antar masyarakat kita yang mulai hilang karena konflik politik identitas harus dihadirkan kembali di tengah masyarakat kita," tuturnya.

(Baca: Indonesia Tutup Akses WNA di 2021, DPR: Jangan Sampai Kecolongan)

Menurut Hasan, rasa optimisme dalam memasuki 2021 memerlukan beberapa catatan dan prasyarat khusus. Pertama, distribusi vaksin yang merata dan cepat. "Publik sedang menunggu dengan harap-harap cemas kapan vaksin akan diberikan kepada penduduk Indonesia," urainya.

Kedua, agresivitas kebijakan ekonomi dengan berbagai instrumen yang tepat dan terukur. Ketiga, kepemimpinan pemerintah yang efektif. "Reshuffle (perombakan) beberapa pos kementerian di awal Desember 2020, menunjukkan pemerintah sedang berupaya kesana, dan respons publik atas reshuffle kabinet tersebut sangat baik," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More