Gus Dur Mewariskan Diplomasi Kemanusiaan dan Solidaritas Global

Kamis, 24 Desember 2020 - 21:04 WIB
Dubes untuk UK, Irlandia dan IMO Dr. Desra Percaya menyampaikan dirinya sangat terinspirasi dari Gus Dur, serta belajar banyak darinya. Foto/Ist
JAKARTA - Presiden ke 4 RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dianggap telah mewariskan diplomasi kemanusiaan dan solidaritas global. Warisan tersebut dinilai masih sangat relevan dengan kondisi saat ini di tengah pandemic Covid-19.

Hal itu terungkap dalam haul KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun ini yang diperingati secara virtual oleh Nahdliyin United Kingdom bekerja sama dengan KBRI London. Agenda diskusi virtual bertajuk 'Diplomasi Gus Dur: Pesan Kemanusiaan dan Solidaritas Global', digelar pada Kamis (24/12/2020). (Baca juga: Gus Dur dalam Kenangan Kang Sobary)

Agenda ini merupakan kolaborasi KBRI London, Gusdurian United Kingdom, PCINU United Kingdom, Muslimat NU UK, dan PPI Dunia. Hadir dalam agenda ini, Dubes RI untuk UK, Irlandia dan IMO, HE Dr. Desra Percaya, Katib 'Aam PBNU KH. Yahya C Staquf, Councellor Pensosbud KBRI London, Koordinator PPI Dunia Choirul Anam, dan Sekretaris PCINU United Kingdom Munawir Aziz. Agenda diskusi virtual ini dipandu oleh Rahma Arifa (Gusdurian UK/Mahasiswa LSE London) dan Nadhila Chairunnisa (Gusdurian UK/Ketua PPI Birmingham). (Baca juga: Kangen Humor Gus Dur)

Koordinator agenda sekaligus Sekretaris PCINU United Kingdom Munawir Aziz menjelaskan diskusi mengenai Diplomasi Gus Dur menjadi agenda penting untuk menguatkan kolaborasi antar pihak di level internasional. "Gagasan dan warisan kiprah Gus Dur penting dan kontekstual untuk saat ini, di tengah pandemi untuk menumbuhkan solidaritas global. Kami akan terus berkolaborasi dengan pelbagai pihak, khususnya Kementerian Luar Negeri-KBRI London, PPI, dan organisasi lintas agama di berbagai negara," ungkapnya. (Baca juga: Peringatan Haul ke-11, Muhaimin Kupas Tuntas Kepribadian Gus Dur)





Dubes untuk UK, Irlandia dan IMO Dr. Desra Percaya menyampaikan dirinya sangat terinspirasi dari Gus Dur, serta belajar banyak darinya. Desra juga mengaku tumbuh di lingkungan nahdliyyin di Malang, Jawa Timur. "Gusdurian dan teman-teman NU itu adalah sahabat saya sehari-hari, karena saya besar di Malang, Sidorjo dan Surabaya. Jadi, saya merasa bahagia kembali bergabung dalam agenda ini," terangnya.

Lebih lanjut, Desra Percaya menganggap bahwa warisan diplomasi Gus Dur sangat penting dan tetap relevan untuk saat ini. "Solidaritas global sedang dites pada saat ini, being tested in the world. Pada masa pandemi saat ini, kerja sama, rasa kemanusiaan dan solidaritas global menjadi kunci atas tantangan bersama yang dihadapi,” katanya.

Menurut dia, sudah lebih dari satu dekade wafatnya Gus Dur, tapi legacy beliau terus menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia dan dunia saat ini. “Ada dua hal yang penting dalam kepimpinan Gus Dur. Pertama, diplomasi Indonesia di level dunia meningkat, yang berpegang teguh pada prinsip bebas aktif. Kedua, aktif menjembatani tradisi dan kemajuan, hingga saat Indonesia menjadi contoh bagi dunia bahwa Islam, modernitas dan demokrasi dapat tumbuh bersama. Gus Dur merupakan sosok role model yang menginspirasi," jelas Dr. Desra Percaya.

Katib 'Aam PBNU, KH. Yahya C Staquf menjelaskan Gus Dur merupakan sosok yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Harga paling tinggi dari apapun, itu merupakan harga kemanusiaan. "Kebenaran tentang posisi politik, misalnya, itu merupakan satu hal yang mulia terkait degan kebenaran, tapi untuk menegakkan itu di dalam realitasnya dituntut harga yang mahal sekali. Nah, buat Gus Dur, harga yang paling mahal itu harga kemanusiaan," jelas Yahya C Staquf, yang saat ini tergabung dalam Indo Pacific Committe, bersama beberapa mantan perdana menteri dan negarawan lintas negara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More