Bela Negara Bangkit dari Pandemi Covid-19

Sabtu, 19 Desember 2020 - 12:49 WIB
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto. Foto/Istimewa
Sunanto

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah

TANGGAL 19 Desember pukul 06.00 WIB Presiden Soekarno mengirimkan sebuah telegram khusus kepada Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara untuk membentuk suatu pemerintahan sementara di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Telegram itu merupakan respons atas informasi tentang upaya penyerangan tentara Belanda ke Kantor Istana Presiden Yogyakarta. Tujuan mereka adalah melaksanakan aksi pemusnahan total karena menolak kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.



Saat Presiden Soekarno, Wakil Presiden M. Hatta, Soetan Sjahrir, Agus Salim dan petinggi lainhya ditangkap oleh tentara Belanda, Syafruddin kemudian mendeklarasikan sebuah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

PDRI dibentuk sebagai upaya menunjukkan eksistensi pada dunia bahwa Repbulik Indonesia tetap berdiri tegak.

Fakta sejarah diatas kemudian diperingati sebagai Hari Bela Negara . Peringatan Hari Bela Negara itu ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006 melalui Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2006.

( ).

Tulisan ini dibuat tidak untuk menceritakan sejarah tentang bagaimana proses Agresi Militer II tentara Belanda berlangsung. Pada era keterbukaan teknologi informasi yang serba cepat, semua orang hanya dalam hitungan detik bisa membuka gadget dan instrumen teknologi lainnya untuk goggling melacak apa itu Hari Bela Negara dan yang melatarbelakangi penetapan hari pembelaan negara itu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More