Peta Zonasi Covid-19 Tak Kunjung Membaik, Satgas Minta Daerah Serius
Rabu, 16 Desember 2020 - 07:05 WIB
JAKARTA - Perkembangan peta zonasi risiko penularan Covid-19 pekan ini masih belum menunjukkan hasil yang signifikan membaik. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan bertambahnya daerah yang masuk zona risiko tinggi.
“Sangat disayangkan pada minggu ini jumlah kabupaten kota yang berada di zona risiko tinggi mengalami peningkatan yang signifikan. Pada minggu lalu sebanyak 47 kabupaten kota berada pada zona risiko tinggi. Namun jumlah ini meningkat menjadi 64 kabupaten dan kota pada minggu ini,” katanya dikutip dari keterangan persnya, Rabu (16/12/2020). (Baca juga: Prof Wiku: Tolong Pengertiannya, Tolong Kerja Sama yang Serius)
Dia menyebut zonasi risiko minggu ini pun terlihat sama seperti tren yang terjadi sebelumnya. Dimana mayoritas kabupaten/kota masih merasa nyaman untuk berada di risiko sedang atau zona oranye. Jumlah daerah yang masuk zona oranye pekan ini jumlahnya pun meningkat menjadi 380 dari 371 kabupaten/kota pada pekan lalu. “Zona risiko rendah mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari 84 kabupaten kota pada minggu lalu menjadi 59 kabupaten kota pada minggu ini,” ungkapnya. (Baca juga: Relawan: Vaksin dan 3M Percepat Pemulihan Kehidupan)
Pada zona hijau tidak ada kasus baru meningkat menjadi 7 dari 6 kabupaten/kota pekan sebelumnya. Sementara zona hijau tidak terdampak pun menurun jumlahnya menjadi 4 dari 6 kabupaten/kota pekan sebelumnya. Wiku meminta agar daerah menyikapi zonasi ini secara serius. "Ini tentunya harus disikapi secara serius. Ingat, zona risiko sedang bukan zona aman, sedikit lengah maka kabupaten/kota dapat berpindah ke zona yang lebih tinggi dan lebih berbahaya," tuturnya.
Wiku meminta upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) terus dimasifkan. Selain itu penegakan disiplin protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat agar lebih digencarkan.
“Sangat disayangkan pada minggu ini jumlah kabupaten kota yang berada di zona risiko tinggi mengalami peningkatan yang signifikan. Pada minggu lalu sebanyak 47 kabupaten kota berada pada zona risiko tinggi. Namun jumlah ini meningkat menjadi 64 kabupaten dan kota pada minggu ini,” katanya dikutip dari keterangan persnya, Rabu (16/12/2020). (Baca juga: Prof Wiku: Tolong Pengertiannya, Tolong Kerja Sama yang Serius)
Dia menyebut zonasi risiko minggu ini pun terlihat sama seperti tren yang terjadi sebelumnya. Dimana mayoritas kabupaten/kota masih merasa nyaman untuk berada di risiko sedang atau zona oranye. Jumlah daerah yang masuk zona oranye pekan ini jumlahnya pun meningkat menjadi 380 dari 371 kabupaten/kota pada pekan lalu. “Zona risiko rendah mengalami penurunan yang signifikan yaitu dari 84 kabupaten kota pada minggu lalu menjadi 59 kabupaten kota pada minggu ini,” ungkapnya. (Baca juga: Relawan: Vaksin dan 3M Percepat Pemulihan Kehidupan)
Pada zona hijau tidak ada kasus baru meningkat menjadi 7 dari 6 kabupaten/kota pekan sebelumnya. Sementara zona hijau tidak terdampak pun menurun jumlahnya menjadi 4 dari 6 kabupaten/kota pekan sebelumnya. Wiku meminta agar daerah menyikapi zonasi ini secara serius. "Ini tentunya harus disikapi secara serius. Ingat, zona risiko sedang bukan zona aman, sedikit lengah maka kabupaten/kota dapat berpindah ke zona yang lebih tinggi dan lebih berbahaya," tuturnya.
Wiku meminta upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) terus dimasifkan. Selain itu penegakan disiplin protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat agar lebih digencarkan.
(cip)
tulis komentar anda