Ketika Orang-orang Baik Diam!
Senin, 14 Desember 2020 - 14:04 WIB
Shamsi Ali
Presiden Nusantara Foundation
ADA sebuah ungkapan Inggris mengatakan "enough for evil to thrive when the good people do nothing”. Arti dari ungkapan ini kira-kira "cukuplah kejahatan itu akan merajalela ketika orang-orang baik tidak melakukan apa-apa”.
Dalam Islam seruan kepada kebaikan dan larangan dari kejahatan atau keburukan menjadi salah satu fondasinya. Bahkan ada yang mengatakan seandainya ada rukun Islam yang keenam maka amar ma’ruf dan nahi munkar adalah rukunnya yang keenam.
Alquran pun mengaitkan antara kejayaan kolektif umat, bahkan menjadi karakteristik utama umat ini sebagai umat terbaik dengan tugas amar ma’ruf dan nahi munkar ini. Alquran menyebutkan “dan hendaklah ada di antara kalian yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkinan. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Al-Imran: 104).
Lalu pada ayat 110, Allah menyampaikan “dan kamu adalah khaer ummah (umat terbaik) yang telah dihadirkan untuk manusia. Kamu menyeru kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran dan beriman kepada Allah”.
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa suatu ketika Allah memerintahkan malaikat untuk menghacurkan sebuah kota atau kampung (qaryah). Setiba di kampung itu sang malaikat ternyata menemukan ada seorang yang saleh, yang kerjanya hanya beribadah dan berdzikir.
Malaikat pun menjadi ragu melakukan perintah Allah itu. Maka dia kembali menyampaikan kepada Allah bahwa ada seorang yang ahli ibadah dan dzikir di kampung itu. Kalau kampung itu dihancurkan maka dia akan ikut jadi korban.
Mengejutkan, Allah ternyata berkata kepada sang malaikat itu: “hancurkanlah dulu orang itu. Karena dia sadar akan agama dan Tuhan, tapi tidak peduli dengan berbagai kejahatan dan dosa di kampung itu”.
Presiden Nusantara Foundation
ADA sebuah ungkapan Inggris mengatakan "enough for evil to thrive when the good people do nothing”. Arti dari ungkapan ini kira-kira "cukuplah kejahatan itu akan merajalela ketika orang-orang baik tidak melakukan apa-apa”.
Dalam Islam seruan kepada kebaikan dan larangan dari kejahatan atau keburukan menjadi salah satu fondasinya. Bahkan ada yang mengatakan seandainya ada rukun Islam yang keenam maka amar ma’ruf dan nahi munkar adalah rukunnya yang keenam.
Alquran pun mengaitkan antara kejayaan kolektif umat, bahkan menjadi karakteristik utama umat ini sebagai umat terbaik dengan tugas amar ma’ruf dan nahi munkar ini. Alquran menyebutkan “dan hendaklah ada di antara kalian yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkinan. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Al-Imran: 104).
Lalu pada ayat 110, Allah menyampaikan “dan kamu adalah khaer ummah (umat terbaik) yang telah dihadirkan untuk manusia. Kamu menyeru kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran dan beriman kepada Allah”.
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa suatu ketika Allah memerintahkan malaikat untuk menghacurkan sebuah kota atau kampung (qaryah). Setiba di kampung itu sang malaikat ternyata menemukan ada seorang yang saleh, yang kerjanya hanya beribadah dan berdzikir.
Malaikat pun menjadi ragu melakukan perintah Allah itu. Maka dia kembali menyampaikan kepada Allah bahwa ada seorang yang ahli ibadah dan dzikir di kampung itu. Kalau kampung itu dihancurkan maka dia akan ikut jadi korban.
Mengejutkan, Allah ternyata berkata kepada sang malaikat itu: “hancurkanlah dulu orang itu. Karena dia sadar akan agama dan Tuhan, tapi tidak peduli dengan berbagai kejahatan dan dosa di kampung itu”.
tulis komentar anda