Kreativitas Itu Dapat Dilatih, Bakat Saja Tidak Cukup
Senin, 14 Desember 2020 - 10:12 WIB
JAKARTA - Kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang dapat digunakan dalam mencari jalan keluar. Apakah kreativitas itu murni bakat atau sesuatu yang dapat dilatih?
“Dalam melatih kreativitas maka latihlah sesuai dengan bakat dan minat. Seperti pepatah, asah pisau di sisi yang tajam jangan di sisi yang tumpul,” jelas Elizabeth Santosa, Psikolog Anak dan Pendidikan dalam Dialog Produktif yang mengangkat tema ‘Pandemi Tak Halangi Kreasi’ yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada Jumat (11/12/2020) di Media Center KPCPEN.
Menurut Elizabeth, kreativitas itu memang bakat namun dapat juga ditumbuhkan dengan melatihnya. ”Jadi kalau saya bisa katakan, kreatif itu hubungannya dengan solusi, mencari jalan keluar, decision making. Bukan selalu tentang menghasilkan prakarya saja,” tukasnya.
Kreativitas, lanjut Elizabeth adalah cara berpikir divergen. “Artinya punya banyak alternatif. Kalau tidak bisa lewat cara A maka bisa lewat cara B atau C. Kemudian critical thinking itu sifatnya konvergen yang arahnya mengerucut. Bagusnya, manusia itu mempunyai kemampuan berpikir baik secara konvergen dan divergen,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kreativitas itu biasanya muncul dalam masa sulit. “Pada masa gelap seperti masa pandemi ini harusnya banyak kreativitas yang muncul,” tutupnya.
“Dalam melatih kreativitas maka latihlah sesuai dengan bakat dan minat. Seperti pepatah, asah pisau di sisi yang tajam jangan di sisi yang tumpul,” jelas Elizabeth Santosa, Psikolog Anak dan Pendidikan dalam Dialog Produktif yang mengangkat tema ‘Pandemi Tak Halangi Kreasi’ yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) pada Jumat (11/12/2020) di Media Center KPCPEN.
Menurut Elizabeth, kreativitas itu memang bakat namun dapat juga ditumbuhkan dengan melatihnya. ”Jadi kalau saya bisa katakan, kreatif itu hubungannya dengan solusi, mencari jalan keluar, decision making. Bukan selalu tentang menghasilkan prakarya saja,” tukasnya.
Kreativitas, lanjut Elizabeth adalah cara berpikir divergen. “Artinya punya banyak alternatif. Kalau tidak bisa lewat cara A maka bisa lewat cara B atau C. Kemudian critical thinking itu sifatnya konvergen yang arahnya mengerucut. Bagusnya, manusia itu mempunyai kemampuan berpikir baik secara konvergen dan divergen,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kreativitas itu biasanya muncul dalam masa sulit. “Pada masa gelap seperti masa pandemi ini harusnya banyak kreativitas yang muncul,” tutupnya.
(ars)
tulis komentar anda