Ini Daftar Nama Pelaku Bom Bali 1 Yang Sudah Ditangkap dan Masih Buron

Minggu, 13 Desember 2020 - 06:39 WIB
Pemerintah Daerah Bali membangun monumen peringatan yang di beri nama Monumen Panca Benua. Dikalangan wisatawan, monumen peringatan tragedi bom Bali 1, lebih terkenal dengan nama Monumen Ground Zero Bali. Dok Sindonews
JAKARTA - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri masih mengejar sejumlah pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus Bom Bali 1 pada 2002. Sebelumnya, Densus 88 telah menangkap Zulkarnaen yang merupakan panglima Askari alias tentara Jamaah Islamiyah (JI).

Pria yang memiliki beberapa nama antara lain Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman itu ditangkap di Lampung Timur, Kamis (10/12) tanpa perlawanan. "Pelaku lainnya masih kita kejar," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Minggu (13/12/2020).

(Baca Juga: Buron 18 Tahun, Densus 88 Tangkap DPO Bom Bali 1)

Menurut Argo, Zulkarnaen merupakan orang yang membentuk unit khos yang dalam struktur Jamaah Islamiyah merupakan satu unit tentara khusus yang terlibat dalam konflik agama di Poso, Sulawesi Tengah di tahun 2000 silam dan konflik bernuansa SARA di Ambon tahun 2011 yang lalu.

Tidak hanya itu, Argo mengungkap, pria yang merupakan lulusan Fakultas Biologi ini juga menyembunyikan Upik Lawanga, ahli perakit bom yang disebut oleh kalangan mereka sebagai profesor karena kepintaranya merakit bom berdaya ledak tinggi.



(Baca Juga: Eks Napi Teroris Ini Beberkan Keterlibatannya di Bom Bali 1)

Seperti diketahui, Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan.

Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005.

(Baca Juga: Sumber pendanaan teroris mulai menyusut)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More