Saatnya Rakyat Bergandengan Tangan Mengusir Ideologi Radikaliame

Sabtu, 12 Desember 2020 - 08:07 WIB
Pengamat Politik Mukti Arja Berlian
Mukti Arja Berlian

Pengamat Politik

“Kalau jadi Hindu jangan jadi orang India, kalau jadi orang Islam jangan jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi orang Yahudi, tetaplah jadi orang Nusantara dengan adat-budaya Nusantara yang kaya raya ini”. (Presiden Ir Soekarno)

Pidato Bung Karno saat itu sangat relevan dengan Negara yang kita cintai saat ini. Kejadian-Kejadian yang melibatkan permasalahan paham radikalisme dan terorisme saat ini semakin masif, apalagi disandingkan dengan permasalahan politik.

Bapak Presiden Joko Widodo dalam pidato nya baru-baru ini tentang teroris yang membunuh 4 masyrakat Sigi di Sulawesi Tengah mengutuk keras Kebiadapan Teroris tersebut. Dan mengatakan tidak ada tempat teroris di Bumi Pertiwi Indonesia. Keprihatinan saat ini tampak terlihat begitu banyak anak-anak muda yang seharusnya ikut membangun Bangsa ini, justru terjerumus dalam aliran atau faham radikal. (Baca: Komisi X Dorong Munculnya Penggerak Literasi Desa)



Radikalisme merupakan permasalahan serius di Negeri ini yang mengancam eksistensi negara, dan secara lebih luas lagi merupakan permasalahan kemanusiaan. Sejauh ini radikalisme dibahas, ditelaah, dan dianalisis dengan banyak konsep dan teori.

Kondisi saat ini gerakan radikalisme lebih dipahami sebagai radikalisme agama. Radikalisme agama dapat ditemui pada agama apapun, artinya radikalisme agama bukanlah hanya ditujukan kepada salah satu agama. Beberapa contoh kasus radikalisme agama dapat kita jumpai pada kasus kaum Yahudi radikal dengan Islam di Israel dan

kaum Budha intoleran pada kaum Rohingnya dst.

Radikalisme agama, baik kritis maupun fundamentalis, merupakan ancaman bagi ketahanan Nasional dan keutuhan NKRI karena kedua tipologi radikalisme agama ini pada akhirnya bermuara pada satu hal yang sama, yaitu keinginan untuk mengubah Ideologi Bangsa Indonesia. Radikalisme agama pada akhirnya berupaya ingin mengubah struktur dan tatanan sosial yang ada dengan mendasarkan agama yang mereka yakini. Dengan demikian, otomatis Pancasila bukan lagi menjadi Ideologi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More