Bekerja Mewujudkan Akhir Pandemi

Jum'at, 11 Desember 2020 - 10:13 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto/Dok SINDO
Bambang Soesatyo

Ketua MPR RI/Wakil Ketua UmumKadin Indonesia

VIRUS corona belum akan lenyap, tetapi dunia mulai fokus pada upaya mengakhiri pandemi Covid-19. Ditandai oleh tibanya 1,2 juta vaksin corona dari Tiongkok, Indonesia pun segera bergerak pada arah yang sama. Fakta ini hendaknya mampu membangkitkan optimisme masyarakat.



Diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Minggu (6/12), 1,2 juta dosis vaksin corona produksi Sinovac itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada hari yang sama. Presiden juga menambahkan bahwa pemerintah masih mengupayakan tambahan 1,8 juta dosis lagi yang dijadualkan tiba awal Januari 2021. Selain itu, bahan baku untuk 15 juta dosis vaksin akan tiba bulan ini, sementara tambahan bahan baku untuk pembuatan 30 juta dosis vaksin dipastikan tiba di Indonesia juga pada Januari 2021. Bahan baku vaksin corona itu akan diolah dan diproduksi oleh PT Bio Farma .

Di tengah panik global akibat ketiadaan atau sangat minimnya volume produksi vaksin penangkal Covid-19, fakta tibanya 1,2 juta vaksin corona , plus komitmen mendapatkan bahan baku untuk pembuatan 45 juta dosis vaksin corona itu sangat layak diapresiasi. Kendati masih jauh dari jumlah kebutuhan riel minimum, 1,2 juta vaksin corona itu layak dimaknai sebagai peruntungan yang menjadi modal awal dan sumber kekuatan Indonesia memulai vaksinasi mewujudkan kekebalan komunitas (herd immunity).

Patut untuk diketahui bahwa keterbatasan volume produksi global pada tahap sekarang hingga tahun 2021 menyebabkan Vaksin Corona menjadi produk kesehatan yang diperebutkan semua negara. Karena berbiaya mahal, banyak negara tidak berinisiatif mengembangkan dan memproduksi vaksin corona. Menurut Worldometer, populasi manusia hingga Oktober 2020 sudah mencapai 7,8 miliar jiwa. Kalau semua harus divaksinasi, jumlah kebutuhan vaksin yang harus tersedia minimal dua kali lipat dari total populasi itu, atau 15,6 miliar dosis. Namun, kapasitas produksi global tahun ini diperkirakan hanya 8,4 miliar dosis.

Sekitar tiga miliar dosis dari jumlah itu kabarnya sudah diborong negara-negara kaya yang total populasinya cuma 15 persen dari keseluruhan penduduk bumi. Akibat keterbatasan kapasitas produksi itu, sebagian besar warga bumi pasti akan tetap kesulitan mendapatkan vaksin. Apalagi jika ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus dilaksanakan. WHO telah menetapkan, sekitar 24 persen dari total populasi bumi sebagai kelompok berisiko tinggi yang harus divaksinasi. Mereka adalah tenaga medis, kelompok lanjut usia dan orang dewasa dengan penyakit bawaan. Kebutuhan vaksin untuk kelompok ini saja mencapai 4,2 miliar dosis.

( ).

Dengan memahami kecenderungan global seperti itu, upaya pemerintah Indonesia mendapatkan vaksin, bahan baku vaksin serta sejumlah komitmen pengadaan vaksin dari beberapa produsen memang layak diapresiasi. Hingga kini, pemerintah setidaknya telah mengamankan 270 juta dosis vaksin corona untuk kebutuhan hingga tahun 2021. Memang, jumlah ini masih kurang dari total kebutuhan riel. Di tengah pandemi global, pencapaian ini patut disyukuri. Berkat tingginya kredibilitas pemerintah dan terbangunnya hubungan baik Indonesia dengan banyak negara, Indonesia tak hanya mendapatkan vaksin dan bahan baku dari Sinovac, Sinofarm, dan Cansino. Pemerintah bahkan juga terus melakukan pendekatan dengan Astra Zeneca, Novavax, Pfizer, dan CEPI untuk tujuan yang sama
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More