Kesiapan Mental Hybrid Learning di Kampus

Selasa, 08 Desember 2020 - 05:30 WIB
Kesiapan ekstra menjadi kata kunci untuk memberhasilkan penyelenggaraan HL di awal 2021. Lapis pertama kesiapan tersebut berada pada tataran teknis kampus sebagai penyelenggara proses perkuliahan. Lapis kedua pada tataran kesiapan mental yang perlu dibentuk pada masyarakat, utamanya para mahasiswa, orang tua, dan keluarga besar yang sangat heterogen. Heterogen dalam memberikan sikap atas kebijakan penyelenggaraan HL di tengah tekanan pandemi yang belum juga surut.

Kampus harus memastikan diri bahwa standar protokol kesehatan telah terpenuhi secara lengkap, yang memberi jaminan siapa pun yang secara luring berada di dalamnya berada pada situasi yang aman dari kemungkinan terkontaminasi virus. Standar keamanan diterapkan sejak pintu masuk kampus. Untuk memudahkan pengawasan, sangat disarankan menerapkan kebijakan satu pintu untuk masuk sekaligus keluar di lingkungan kampus. Pintu masuk merupakan screening bagi siapa pun yang masuk ke kampus. Disiplin dan pemeriksaan ketat adalah protokol inti dari sebuah kampus yang layak sebagai kampus yang aman untuk menyelenggarakan aktivitas luring.

Harus dipastikan siapa pun yang masuk telah terdeteksi secara aman: suhunya di bawah 38 derajat Celsius, bermasker, telapak tangan telah steril dengan hand sanitizer yang dibawanya atau cuci dengan sabun di bawah air mengalir yang disediakan di pintu masuk, dan berbagai persyaratan pokok protokol kesehatan yang wajib terpenuhi. Berlaku untuk siapa saja dan kapan saja tanpa pilih kasih. Setiap orang yang masuk wajib “dicurigai” berpotensi membawa virus dari tempat lain. Bahkan, tamu yang datang dari luar kota atau luar negeri perlu dipersyarati dengan bukti keterangan Rapid test Non-reaktif yang masih berlaku.

Kendatipun tidak perlu secara ketat sebagaimana yang diterapkan untuk para penumpang di bandara, ada baiknya kampus melakukan screening berlapis. Lapis kedua pemeriksaan dilakukan di unit-unit yang berada di dalam kampus. Setiap gedung menerapkan standar yang sama untuk mengucapkan welcome setiap orang yang datang. Ruangan yang disediakan untuk menerima tamu, aktivitas rapat, konsultasi, perkuliahan, praktik laboratorium telah didesain berbasis physical distancing. Jarak antarindividu diperhatikan dan kapasitas ruangan wajib di bawah 50%. (Baca Juga:Mahasiswa Harus Dipastikan Sehat Sebelum Mulai Kuliah Tatap Muka)

Durasi kegiatan di kampus pun juga perlu dibatasi, yakni cukup menempuh pertemuan untuk dua mata kuliah per hari. Waktu kegiatan berlangsung secara efisien dan efektif dalam komunikasi yang aman. Jeda antarwaktu kuliah juga seperlunya untuk menutup kemungkinan antarmahasiswa kongkow-kongkow dan berkerumun. Deindividuasi adalah sebuah situasi yang berpotensi menimbulkan bahaya tersendiri. Ketika mahasiswa saling bertemu, mereka akan cenderung reaktif dalam berkomunikasi secara sosial antarsatu dan lainnya. Acap kali mereka tak sadarkan diri beramai-ramai berkerumun, ringan membuka masker, dan menerjang prinsip physical distancing.

Memang ribet dan ribut, tetapi memasuki tahun baru 2021, menghadapi kebiasaan baru wajib hukumnya setiap orang memiliki kesiapan mental yang baik. Mental untuk tidak terlalu khawatir dengan keadaan. Mental tegar untuk siap berperilaku menjaga keselamatan diri dan orang lain. Berharap melalui HL, para mahasiswa, dosen, dan para tenaga pendidik tetap dalam keadaan sehat, tanpa harus kehilangan karakter sosial sebagai intelektual masa depan.

Ada parsel di atas meja, aromanya segar menguat mengundang hati untuk lekas mencicipi isi”. HL adalah peluang dan tantangan yang tercipta agar kampus dan masyarakat lebih kuat untuk saling bersinergi dan saling membesarkan hati, demi eksis di masa pandemi. disiapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi.
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More