Suara Milenial dan Parpol Islam hingga Partai Pecah, Jadi Sebab PKS Ubah Logo

Kamis, 03 Desember 2020 - 15:27 WIB
PKS mengenalkan logo baru. Sentuhan warna oranye sebagai warna baru dalam logo dimaknai sebagai inklusifitas partai dalam menyongsong tantangan ke depan. Foto/Istimewa
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) mengenalkan logo baru pada Munas terakhir mereka. Sentuhan warna oranye sebagai warna baru dalam logo dimaknai sebagai inklusifitas partai dalam menyongsong tantangan ke depan.

(Baca juga: PKS Ganti Logo Bukan karena Kehadiran Partai Ummat)

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai perubahan logo organisasi atau partai merupakan hal biasa dalam merespon perubahan situasi dan kondisi.



(Baca juga: KPK Panggil Eks Direktur PT Garuda Indonesia sebagai Tersangka)

Setidaknya, menurut Fadhli, ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan PKS melakukan perubahan simbol partainya biar tercitrakan tidak ekslusif.

"Pertama, PKS ingin meramba suara anak muda milenial. Terlihat dari rekrutan mereka yang kini menduduki kursi Ketua DPP Bidang Pemuda, mas Gamal," ujar Fadhli, saat dihubungi SINDOnews, Kamis (3/12/2020).

Menurut analis sosial politik asal UIN Jakarta itu, potensi suara milenial pada Pemilu mendatang cukup signifikan dan menentukan. Ditambah lagi potensi sumber daya manusianya yang terdidik dan inovatif tentu saja akan menjadi rebutan setiap partai.

"Suara milenial ke depan cukup besar. Ada sekitar seperempat lebih suara pemilih itu milenial. Dan itu menjadi rebutan semua partai," terangnya.

Pertimbangan selanjutnya kata Fadhli, kemunculan partai baru berbasis massa islam, misalnya Partai Ummat dan Partai Masyumi reborn. Menurutnya, kemunculan partai baru ini sedikit banyak akan mempengaruhi irisan basis massa PKS, meskipun hingga saat ini belum disahkan Kemenkumham.

Ditambah lagi, perpecahan di kubu PKS yang kemudian melahirkan partai Gelora pimpinan Anis Matta.

"Hal itu membuat PKS gusar, makanya harus ada perubahan logo, perubahan tagline dan jargon. Pola geraknya juga pasti harus berubah," katanya.

Fadhli berpandangan, jika PKS tidak memilih perubahan, tentu saja akan berdampak pada perolehan suara elektoral di tengah persaingan yang semakin ketat. "Kalau tidak begitu, PKS terancam 'nyungsep' di Pemilu ke depan," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More